Mereka berjalan dengan mata tertutup dan mendadak menjadi 'buta' sejauh 30 meter, dituntun beberapa orang penyandang tuna netra.
Hal itu dilakukan untuk merasakan bagaimana hidup tanpa memilki penglihatan, sehingga akan menambah rasa kepedulian terhadap sesama yang tidak dapat melihat dunia dalam hidupnya.
Di titik finish, di Kompleks Pandapa Paramarta Kuningan, Wabup Ridho, menyampaikan apresiasi atas diperingatinya Hari Penglihatan Sedunia tingkat Kabupaten Kuningan.
Wabup Kuningan yang juga selaku Pelindung Perkumpulan Penyantun Mata Tuna Netra Indonesia (PPMTI) Bank Mata Indonesia Cabang Kuningan itu mengingatkan, masyarakat untuk selalu melindungi kesehatan mata sebagai panca indera utama.
BACA JUGA:Manis Lor, Desa Pendonor Mata Terbesar di Kuningan
“Cintailah Matamu, tema ini relevan dengan negara kita, karena kebutuhan donor kornea mata di Indonesia masih tinggi," kata Wabup Kuningan.
Hingga 2020, sebut Wabup Kuningan, sekitar 35 juta orang di Indonesia mengalami gangguan penglihatan.
Dari jumlah tersebut, lanjutnya, 3,7 juta orang menderita kebutaan, termasuk akibat kelainan kornea.
Dijelaskan Wabup Kuningan, dirinya merasa bangsa sebagai warga Kuningan yang memiliki kepudilan tinggi terhadap penderita mata.
BACA JUGA:Kejar 8 Kursi, PAN Siapkan Bacaleg Mumpuni
Kepedulian yang sangat tinggi tersebut, sebut Wabup Kuningan, menjadikan Kabupaten Kuningan menjadi pendonor mata tertinggi di Indonesia.
“Sebagai masyarakat Kabupaten Kuningan, kita juga patut berbangga, karena masyarakatnya memiliki kepedulian yang tinggi terhadap saudara-saudara kita yang membutuhkan donor kornea mata," ucap Wabup Kuningan.
Wabup Kuningan berharap, dengan peringatan Hari Penglihatan Mata Sedunia, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan mata.
“Mata adalah jendela dunia. Untuk itu mari kita jaga kesehatan mata sebaik-baiknya, dan mari kita bantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Siapa lagi kalau bukan kita yang peduli,” tandasnya.*