KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Ada cara menarik yang dilakukan pengasuh Ponpes Al Bahjah, Buya Yahya, memerangi Zionis Israel. Tidak dengan angkat senjata, tetapi dengan cara yang bisa dicontoh oleh banyak orang.
Zionis Israel memang selalu menjadi ujian keimanan bagi umat Islam di dunia. Berbagai cara dilakukan umat Islam untuk memerangi kebrutalan Zionis Israel tersebut.
Apalagi belakangan ini. Zionis Israel secara biadab menyerang dan menghabisi nyawa warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza. Tanpa mengenal prikemanusian.
Banyak cara yang dilakukan masyarakat internasional untuk menghentikan aksi biadab yang dilakukan kaum Zionis tersebut. Bagi warga Palestina dan sekitarnya bisa melakukan perang secara terbuka.
Tapi bagi yang jauh dari negeri Syam tersebut, banyak keterbatasan untuk ikut berperang secara terbuka. Yang bisa dilakukan di antaranya hanya berbagi donasi dan doa saja. Sulit untuk terlibat langsung berperang melawan kaum Yahudi tersebut.
Ada cara yang patut ditiru berperang melawan Zionis Israel yang dilakukan oleh Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Bahjah Cirebon, Buya Yahya. Seperti apa caranya?
Cara yang dilakukan oleh pria bernama lengkap Yahya Zainul Ma'arif melawan Zionis ini, sangat maju, terstruktur, masif dan dilakukan terus menerus.
Di antara cara paling terkenal yang dilakukan oleh pria kelahiran Blitar Jatim 10 Agustus 1973 ini adalah melarang para santri, dewan guru dan para jamaah Ponpes Al Bahjah menggunakan produk buatan Zionis Israel.
BACA JUGA:Fery Farhati Istri Anies Baswedan Mengaku Sekolah di Kuningan Mulai SD sampai SMA, Apa Iya?
Bukan produk buatan Yahudi Israel, produk yang berbau atau nyerempet-nyerempet Zionis pun dilarang. Intinya, produk berbau Yahudi, Zionis, Israel serta turunannya “haram” bagi keluarga besar Ponpes Al Bahjah.
Larangan itu bukan hanya tertulis di atas kertas atau sekadar imbauan belaka. Larangan itu dilakukan secara masif, terstruktur dan terus menerus.
Oleh suami Fairuz Ar-Rahbini ini, larangan dibuat tertulis. Berlaku kepada seluruh civitas Ponpes yang berlokasi di Sindang Kabupaten Cirebon ini.
Larangan tersebut oleh alumni Universitas Al-Aghaff ini, disertai dengan peraturan teknis lainya. Termasuk hukuman bagi siapa saja yang melanggar aturan tersebut.
BACA JUGA:Diskon Tarif Transportasi Bandara Kertajati, ke Kuningan Berapa?