Miris, Penderita HIV AIDS di Kabupaten Kuningan Bertambah 66 Orang, Didominasi dari Penyimpangan Seks
KUNINGAN, RADAR KUNINGAN - Pertambahan penderita HIV AIDS di Kabupaten KUNINGAN saat ini sangat mengkhawatirkan, saat ini sudah mencapai 768 penderita.
Angka penderita HIV AIDS itu, berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, dari jumlah itu, 122 diantaranya meninggal dunia.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan H Iud Sudarman mengatakan, jumlah penderita HIV AIDS di Kabupaten Kuningan dari tahun 2013 hingga 2021 lalu sebanyak 702 orang. Terdiri dari 402 kasus HIV dan 300 kasus AIDS.
Kemudian, berdasarkan hasil pendataan di fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit selama Januari hingga Juni 2022, diperoleh data 66 penderita baru.
BACA JUGA:Ini Strategi Pemerintah Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
"Data terbaru penderita HIV AIDS tersebut atas dasar inisiatif petugas kesehatan melakukan tes terhadap populasi kunci seperti para pekerja seks komersial, LGBT dan ibu hamil juga," ungkap Iud.
Iud menambahkan, para penderita HIV AIDS tersebut masih didominasi oleh para pelaku seks menyimpang atau laki seks laki (LSL).
Atas temuan ini, Iud mengatakan, sangat mungkin jumlah penderita HIV AIDS di Kabupaten Kuningan lebih besar dari yang sudah terdata tersebut.
"Masalah HIV AIDS ini bagaikan fenomena gunung es di mana jumlah sebenarnya di masyarakat diyakini lebih besar lagi," katanya.
BACA JUGA:Surili Jawa Masuk Kamar Warga di Setu Kulon, Diamankan Petugas Damkar
Hal tersebut disebabkan karena masih banyak kelompok masyarakat yang masuk dalam kategori berisiko seperti kaum LGBT, dan pekerja seks komersil.
"Bahkan para penggunanya belum menyadari dirinya terkena virus mematikan tersebut kemudian menularkannya kepada pasangan resminya,” bebernya.
Menurut dia, tidak sedikit ibu-ibu rumah tangga yang terkena HIV AIDS ternyata ditularkan dari suaminya sendiri yang punya kebiasaan buruk suka jajan di luar atau bahkan mempunyai kelainan seksual suka sesama.
Tak hanya sampai di situ, ternyata dampak jangka panjangnya virus mematikan tersebut turun ke anak yang dilahirkan oleh ibu tersebut di kemudian hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: