Kodok Merah Gunung Ciremai, Satwa Langka Ini sebagai Penanda Perubahan Lingkungan Sekitar
Satwa langka kodok merah di Gunung Ciremai. -KLHK-radarkuningan.com
Spesies ini juga dapat dijadikan sebagai indikator bahwa lingkungan tempat tinggalnya masih baik. Spesies ini hanya hidup pada ketinggian 1.200 –1.700 mdpl.
Hasil monitoring populasi pada Maret - Juni 2017 di kawasan TNGC telah ditemukan 232 ekor. Popolasi spesies ini tersebar pada 5 lokasi lingkup SPTN Wil I Kuningan. Yakni, di Blok Kopi Wakuwu; Ipukan; Kopi Padarek; dan Kopi Bojong.
Ancaman yang saat ini berpotensi mengganggu keberadaan habitat dan populasi kodok merah di kawasan TNGC adalah aktifitas wisata khususnya di aliran Curug Cisurian dan Buper Ipukan.
Hasil survei pada tahun 2013 kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan yang sama pada Maret - Juni 2017 dengan menggunakan Metode Visual Encouter Survey (VES) yang dikombinasikan dengan Sistem Jalur (Transek Sampling).
BACA JUGA:11 Penerbangan ke 4 Tujuan di Bandara Kertajati Hari Ini, Ada Apa Saja?
Metode Visual Encouter Survey (VES) adalah metode pencarian dengan mata telanjang, bergerak perlahan serta fokus mencari di dalam air dan tepian aliran air yang diduga banyak kodoknya.
Sedangkan sistem jalur adalah transek jalur sepanjang 500 m dibuat dibagian tengah badan air berupa garis imajiner mengikuti bentuk badan air yang berkelok, dan menggunakan GPS.
Walau tidak termasuk satwa yang dilindungi, namun keberadaan kodok merah patut kita jaga bersama. Dari kodok ini, kita tahu terjadinya perubahan kondisi lingkungan di sekitar. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: