Kodok Merah Gunung Ciremai, Satwa Langka Ini sebagai Penanda Perubahan Lingkungan Sekitar

Kodok Merah Gunung Ciremai, Satwa Langka Ini sebagai Penanda Perubahan Lingkungan Sekitar

Satwa langka kodok merah di Gunung Ciremai. -KLHK-radarkuningan.com

BACA JUGA:KEREN, Tak Hanya Jalan Tol Kuningan-Cirebon, Jaringan Kereta Api ke Kuningan Sempat Direncakan Dishub Jabar

Menurut Azis Abdul Kholik SHut, praktisi kehutanan, kodok merah adalah binatang paling rentan terhadap perubahan cuaca.

Kodok ini juga binatang yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Seperti  polusi air, perusakan hutan dan perubahan iklim.

Karena kepekaan ini, kodok merah dapat dijadikan indikator perubahan lingkungan pada umumnya.

Kodok ini populasinya menurun drastis semenjak Gunung Galunggung meletus 30 tahun silam. Pada tahun 2004 hewan ini masuk dalam katagori critically endangered atau tingkat keterancaman tertinggi sebelum punah dari lembaga konservasi dunia IUCN.

BACA JUGA:Daftar Penyakit Zoonosis yang Bisa Ditularkan oleh Kucing, Kotak Kotoran Harus Sering Dibersihkan

Sayangnya, hewan ini tidak termasuk dalam satwa yang dilindungi di Indonesia. Padahal, populasinya sangat sedikit, sebarannya yang sangat sempit,  hewan langka, hewan endemik Indonesia, dan sekaligus hewan unik.

Keberadaan Kodok Merah di TNGC pertama kali ditemukan dari hasil survey biodiversitas oleh PILI (Pusat Informasi Lingkungan Indonesia) pada Tahun 2013.

Berdasarkan data hasil kegiatan tersebut ditemukan jumlah populasi kodok merah sekitar 21 individu. Bisa dijumpai di jalur Curug Cisurian dan Curug Cilutung yang merupakan aliran dari Sungai Padare.

Menurut PILI, kodok merah diklasifikasikan ke dalam Family Bufonidae. Ciri utama dari kodok ini adalah memiliki kulit berwarna hitam dan berbintil-bintil dengan bercak-bercak warna putih, merah atau kuning.

BACA JUGA:Mencari Jejak Raja Hutan Gunung Ciremai, Kalung GPS Macan Tutul Rasi Lepas

Kemudian, pangkal paha berwarna merah serta tympanum tidak terlihat jelas. Memiliki tubuh yang ramping, dengan ukuran berkisar antara 2 – 4 cm.

Berudu kodok merah juga khas jika dibandingkankan dengan berudu yang lain. Berwarna hitam kelam dan terdapat lapisan transparan pada bagian luarnya dengan ukuran kurang lebih 0.5 cm.

Spesies ini hanya hidup pada aliran sungai yang masih bersih. Juga dengan sempadan sungai yang masih alami.

Selain itu, tutupan  tajuknya mencapai 90%. Hal ini membuat intensitas matahari yang sampai ke permukaan tanah sangat sedikit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: