Kritis tanpa Nyinyir Coach Justin Kritik Formasi STY: Mending Lo Main Kayak Chelsea, Irak Grasa Grusu

Kritis tanpa Nyinyir Coach Justin Kritik Formasi STY: Mending Lo Main Kayak Chelsea, Irak Grasa Grusu

Coach Justin atau Justinus Lhaksana menyampaikan kritik terhadap formasi Shin Tae-yong pelatih Timnas Indonesia saat menghadapi Irak.-Justinus Lhaksana/Youtube-radarkuningan.com

BACA JUGA:Terungkap, Alasan Ilmiah Kenapa Kucing Jantan Belang Tiga Sulit Ditemukan

"Press-nya juga setengah-setengah. Kalu press nggak nempel, masih kasih ruang 5 meter. Sehingga pemain Irak bisa kontrol bola," ungkapnya.

Sebaliknya, Coach Justin menyoroti permainan Timnas Irak yang sebenarnya tidak terlalu bagus. Hanya saja, passing dan crossing yang dilakukan relatif tepat sasaran. Berbeda dengan Timnas Indonesia.

"Apakah Irak bagus? Tidak juga. Karena main grasa grusu, banyak crossing. Tapi passing dan crossing Irak sampai. Sementara Indonesia tidak. Terlalu banyak pemain yang jeblok," tandasnya.

Pada pertandingan tersebut, Elkan Baggot bikin satu kesalahan, padahal bermain bagus. Jordi Amat juga mencetak gol bunuh diri, tapi secara keseluruhan bermain bagus.

BACA JUGA:Sejumlah Fakta Menarik Kucing Belang Tiga dan Mitosnya

"Marck Klok main di bawah peforma, Shayne Pattynama mainnya bagus banget. Tapi sayang cuma 1 atau 2 pemain (bermain bagus)," tandasnya.

Andai dirinya menghadapi tim dengan karakter seperti Irak, Coach Justin mengaku akan benar-benar meniru taktik dari Chelsea.

"Guwe akan main lawan tim-tim kayak gini, press 6 pemain, 4 biarin main di belakang. Paksa mereka long ball, risiko aja nggak ada salahnya. Daripada main kayak gini jebol juga. Ngapain bermain bertahan?" tegasnya.

Contoh taktik seperti ini, paling bagus diterapkan oleh Chelsea. Taktik high press membuat mereka bisa menandingi permainan Manchester City.

BACA JUGA:Kisah Fery Farhati Menggunakan Alat Bantu Dengar, Pendengaran Menurun Tiap Habis Melahirkan

"(Harusnya) berani main high press. Shin Tae Yong ada salahnya, tapi lebih ke peforma individu," jelasnya.

Baginya, pertandingan melawan Irak sudah seharusnya menjadi pelajaran penting bagi Timnas Indonesia. Sekaligus modal untuk menghadapi laga lainnya.

"Yang penting pelajaran di Irak ini dibawa melawan Vietnam dan Filipina. Optimis bisa lolos. Itu bisa terjadi pada sepakbola, jadi jangan terlalu dibesar-besarkan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: