Kritis tanpa Nyinyir Coach Justin Kritik Formasi STY: Mending Lo Main Kayak Chelsea, Irak Grasa Grusu

Kritis tanpa Nyinyir Coach Justin Kritik Formasi STY: Mending Lo Main Kayak Chelsea, Irak Grasa Grusu

Coach Justin atau Justinus Lhaksana menyampaikan kritik terhadap formasi Shin Tae-yong pelatih Timnas Indonesia saat menghadapi Irak.-Justinus Lhaksana/Youtube-radarkuningan.com

Jakarta, RADARKUNINGAN.COM - Pundit sepakbola, Justinus Lhaksana menyampaikan kritik terhadap permainan Timnas Indonesia yang kalah dari Irak dengan skor 5-1.

Selain menyoroti peforma pemain yang sebagian besar drop, karena persiapan kurang. Coach Justin -sapaan akrab Justinus Lhaksana- juga menyoroti taktik dari pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

Menurutnya, taktik bertahan yang diterapkan oleh Shin Tae-yong justru menjadi blunder. Padahal sebenarnya Irak juga tidak bermain bagus.

Baginya, kritik untuk permainan Timnas Indonesia tersebut dipandang perlu agar dapat menjadi pelajaran ke depan. "Kritis tanpa nyinyir," sebut Coach Justin mengawali rentetan analisanya.

BACA JUGA:Glamping Legok Kondang Lodge: Menginap di Tengah Alam dengan Fasilitas Hotel

Diungkapkan eks pelatih Timnas Futsal Indonesia itu, taktik yang diterapkan oleh Shin Tae-yong membuat permainan Timnas Indonesia menjadi tidak berkembang.

Pada pertandingan itu, Timnas Indonesia memainkan formasi 5-3-2. Dengan format ini, tentu lini tengah memiliki kinerja yang sangat berat.

Belum lagi 2 bek sayap yang harus naik turun dan hal tersebut mau tidak mau sangat menguras stamina.

"Di sini guwe kritik Shin Tae-yong, karena tim yang bertahan selalu jebol. Kalau main bertahan kebobolan 5, mending lo main kayak Chelsea," katanya.

BACA JUGA:Menikmati Kemewahan dan Kenyamanan Alam Terbuka Glamping Lake Side Rancabali

Taktik yang diterapkan Chelsea, kata dia, jauh lebih efektif untuk dipakai saat menghadapi tim yang lebih kuat. Klub sepakbola asal London itu, membuktikannya saat menahan imbang Manchester City dengan skor 4-4.

Chelsea menerapkan sistem pressing dengan 5-6 pemain lawan yang ditempel ketat setiap memegang bola.

Tetapi pemain belakang lawan dibiarkan ketika memegang bola. Posisi ini, memaksa pemain lawan untuk melepaskan umpan-umpah jauh yang relatif lebih mudah diantisipasi. "Lo press 5-6 permain," tandas Justinus Lhaksana.

Sayangnya, kata Coach Justin, pemain Indonesia juga tidak sanggup melakukan tekanan yang ketat pada pemain Irak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: