Desa Peternakan dan Sayuran di Lereng Gunung Ciremai Ini, Cocok Terapkan Pertanian ala Sri Darmanto Susilo

Desa Peternakan dan Sayuran di Lereng Gunung Ciremai Ini, Cocok Terapkan Pertanian ala Sri Darmanto Susilo

Model pertanian loop tertutup yang dikembangkan Sri Darmanto cocok diterapkan di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. -Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Satu desa penghasil susu dan sayur mayur di lereng Gunung Ciremai ini sangat cocok jika menggunakan pertanian ala Sri Darmanto Susilo.

Desa ini, selain masyarakatnya mayoritas sebagai peternak dan petani sayur mayur, juga memiliki banyak sumber mata air.

Ketiga hal tersebut menjadi pendukung utama sistem pertanian model Sri Darmanto. Selain air, hal terpenting dalam model tersebut adalah hewan ternak.

Ditambah lahan sayuran yang sangat luas. Tentu bisa membuat model pertanian ini mudah diterapkan di desa ini.

BACA JUGA:Sofa Rusak Dicakar Kucing, Lakukan Hal Ini untuk Mengurangi Efek Cakaran Anabul

Desa yang dimaksud adalah Cisantana. Salah satu desa di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Desa ini loksinya berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Dengan model pertanian ini, dimungkinkan banyak memberikan keuntungan kepada warga desa setempat.

Bisa menaikkan produktivitas sayur mayur dan ternak. Menghilangkan biaya pembelian pupuk kimia yang mahal. Yang terpenting kesuburan tanah akan tetap terjaga.

Lalu model pertanian ala Sri Darmono Susilo ini seperti apa? Alumni Institutitut Teknologi Bandung (ITB) ini menamai model ini dengan sebutan “Integrated Farm Closed Loop System”.

BACA JUGA:Model Pertanian ala Sri Darmono Susilo Ini Cocok Diterapkan di Kabupaten Kuningan, Apa Alasannya?

Sistem ini sering disebut juga dengan pertanian loop tertutup. Pertanian loop tertutup adalah praktik pertanian yang mendaur ulang semua nutrisi dan bahan organik kembali ke tanah yang tumbuh.

Bentuk dari praktik pertanian yang mempertahankan tingkat nutrisi dan karbon di dalam tanah dan memungkinkan pertanian dilakukan secara berkelanjutan.

Salah satu yang menjadi tujuan dari sistem ini adalah bisa menghindari ketergantungan petani dengan pupuk kimia buatan pabrikan. Sebab, sistem ini sangat memungkinkan petani membuat pupuk organik sendiri.

Salah satu keluhan petani sayur di Cisantana adalah mahalnya biaya pembelian pupuk kimia. Mereka pun sangat terbebani dengan biaya tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: