Desa Peternakan dan Sayuran di Lereng Gunung Ciremai Ini, Cocok Terapkan Pertanian ala Sri Darmanto Susilo

Desa Peternakan dan Sayuran di Lereng Gunung Ciremai Ini, Cocok Terapkan Pertanian ala Sri Darmanto Susilo

Model pertanian loop tertutup yang dikembangkan Sri Darmanto cocok diterapkan di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. -Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com

BACA JUGA:8 Makanan yang Cocok untuk Kucing Kampung, Ternyata Tidak Cocok Dikasih Nasi

Padahal warga desa ini sudah terbiasa bertanak sapi perah. Kotoran hewan (Kohe) tersebut bisa digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair. Tentu dengan cara pertanian model Sri Darmono.

Sosok Sri Darmono Susilo adalah Founder dan Owner Mas Ihsan Bersaudara (MIB) Farm. Lokasi farm tersebut berada di Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Sri Darmono Susilo memang sudah berpengalaman lebih 20 tahun menggeluti dunia pertanian ini. Dia pun mendalami hingga ke luar negeri. Ilmu-ilmu pertanian dari Amerika Serikat, Australia, Eropa, Jepang dan New Zealand pun sudah dia kuasai.

Bahkan untuk mendapatkan indukan yang prima saja, dia sampai harus belajar menyuntik inseminasi yang diajarkan oleh JICA. Yang merupakan Badan Kerja Sama Internasional Jepang. Sebuah lembaga yang didirikan Jepang untuk membantu negara-negara berkembang.

BACA JUGA:Perbandingan Makanan Kucing Basah dan Kering, Lebih Bagus yang Mana?

Beberapa daerah sudah menerapkan sistem ini. Selain di Cikampek Jawa Barat, sistem closed loop Sri Darmono Susilo ini sudah diterapkan di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Bahkan juga di Sulawesi Selatan.

Sri Darmono Susilo memang memberikan sumbangsih dalam model pertanian terintegrasi. Selain lebih ramah lingkungan, juga bisa menghasilkan produktivitas berkali lipat.

MIB Farm, mencoba menerapkan integrated farming dengan closed loop system. Yang menghubungkan seluruh elemen pendukung terintegrasi dan saling terhubung input dan outputnya.

Ada 5 loop yang harus dilalui dalam sistem tersebut. Sapi dan domba di kandang di farm tersebut merupakan loop yang ke-3 dari “Integrated Farm Closed Loop System”.

BACA JUGA:Ada 5 Jenis Suara yang Tidak Disukai Kucing, Hindarkan Kalau Ingin Anabul Betah di Rumah

Sebenarnya output utamanya adalah kotoran hewan yang diolah secara sistemik menjadi pupuk organik. Bisa menghasilkan pupuk organik cair dan pupuk padatan.

Output ini akan menjadi input dari Loop yang ke-4, yaitu sawah atau ladang. Pupuk ini dialirkan ke hamparan sawah dengan tanaman utamanya adalah padi. 

Sistem ini relatif sudah berhasil mengembalikan kesuburan tanah sawah yang selama ini sudah sangat jenuh dengan pupuk kimia.

Cacing, ikan bethik, sayur mayur dan organisme-organisme kecil lainnya yang seharusnya bisa berdampingan hidup di sawah atau ladang. Tentu sebagai bagian dari sebuah ekosistem yang saling mendukung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: