Nang Sumarna, Pemburu Lebah dari Gunung Ciremai, Demi Manisnya Madu, Rela Panjat Pohon Angker 50 Meter

Nang Sumarna, Pemburu Lebah dari Gunung Ciremai, Demi Manisnya Madu, Rela Panjat Pohon Angker 50 Meter

Sosok Nang Sumarna, pemburu lebah madu di Gunung Ciremai. -Istimewa-radarkuningan.com

BACA JUGA:Bandara Kertajati Diusulkan Ganti Nama Jadi Abdul Chalim, Pahlawan dari Majalengka, Setuju?

“Jika itu dilanggar, bahaya akan mengancam pawang lebah madu odeng. Lebah-lebah yang jumlahnya banyak itu akan menyerang secara brutal. Nyawa pawang pun bisa melayang,” ungkap Nang Sumarna.

Seperti diketahui, madu lebah apis dorsata atau dalam masyarakat Sunda disebut dengan madu odeng terkenal lantaran khasiatnya. Tidak mudah untuk mendapatkan madu jenis ini.

Kokoni lebah odeng atau penghasil madu ini biasanya hidup di tengah hutan yang jarang dijamah manusia. Jika di Majalengka, bisa sampai di lereng Gunung Ciremai yang masuk kawasan taman nasional.

Belum lagi, bagi yang ingin memburu madu ini harus bersiap menghadapi koloni lebah. Jumlahnya bukan hanya ribuan, tapi bisa jutaan dengan sengatannya yang sangat berbahaya.

BACA JUGA:Bobotoh Cantik asal Kuningan Pulang Kampung? Terpantau dari Bandung Lewati Twin Tunnel Tol Cisumdawu

Selain menyiapkan mental spiritual, para pemburu madu odeng ini biasanya akan mengenakan alat pelindung diri.

Namun bagi Nang Sumarna, hal itu tidak berlaku. Sebab, dia telah lama akrab dengan  lebah odeng. Bahkan lebah tersebut seolah telah menjadi bagian dari dirinya.

Alih-alih mengenakan alat pelindung, dia malah kadang dengan sengaja bertelanjang dada menghadapi koloni lebah itu saat berada di dalam hutan. Dia bisa dengan begitu mudah atau leluasa mengambil madu yang dihasilkan oleh koloni lebah tersebut.

Masayarakat Rajagaluh dan sekitarnya mengenal Nang Sumarna memang sebagai pawang lebah. Pengetahuannya dalam dunia lebah tidak diragukan lagi.

BACA JUGA:Kenyamanan Dan Keamanan Menjadi Alasan Induk Kucing Membawa Anaknya Ke Rumah, Memberi Pertanda Keberuntungan

Begitu juga kecintaannya pada dunia lebah, sudah dipupuk sejak lama. Bersamaan dengan kecintaannya terhadap kehidupan alam liar di dalam hutan.

"Semua itu berawal dari hutan, berawal dari rasa cinta saya terhadap kehidupan di dalam hutan," ungkap sosok yang sehari-hari bekerja di toko bangunan miliknya tersebut.

Memang sejak kecil dia sudah akrab dengan hutan. Ketika kecil dia tinggal di Desa Pajajar Kecamatan Rajagaluh. Desa ini berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Di desa kelahirannya ini juga sangat terkenal dengan petilasan Prabu Siliwangi. Petilasan yang sekarang jadi obyek wisata terkenal tersebut, juga berada di perbatasan dengan kawasan hutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: