Kampung Terpencil di Majalengka ini Lebih Banyak Dihuni Kaum Pria, Miliki Sumber Air Pohon Bunut

Kampung Terpencil di Majalengka ini Lebih Banyak Dihuni Kaum Pria, Miliki Sumber Air Pohon Bunut

Desa Cibunut Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka yang merupakan desa tertinggi. -Ikhwansukma/Ist-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Desa ini dijuluki sebagai kampung terpencil di Majalengka. Selain itu kampung ini juga memiliki banyak keunikan. Di antaranya kampung ini berasal dari mata air bersumber dari pohon Bunut.

Sebenarnya kampung ini bukan saja terpecil, tapi juga merupakan salah satu desa tertinggi, dan terunik di Kabupagen Majalengka, Jawa Barat.

Desa ini juluki kampung terpencil karena lokasinya memang jauh dari mana-mana. Bahkan berbatasan langsung dengan hutan belantara yang dikelola Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Desa ini dijuluki sebagai kampung tertinggi, karena berada di lereng bagian selatan Gunung Ciremai. Desa ini memiliki ketinggian antara 1.100 sampai 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).

BACA JUGA:Buat Gigi Kucing Sehat dan Tambah Gemuk! Ini Resep Makanan Kucing Buatan Rumah dari Bahan Ayam

Desa ini juga kampung terunik di Majalengka. Karena desa ini dipercayai terbentuk dari mata air yang bersumber dari sebatang pohon besar. Gabungan air dan pohon itulah yang menjadi nama desa di Selatan Gunung Ciremai ini.

Keunikan lainnya adalah, di desa ini penduduk prianya lebih banyak dibandingkan dengan wanita. Rasionya 3 banding 1. Artinya di setiap 3 pria, hanya ada 1 wanita.

Julukan kampung terpencil, terunik dan juga tertinggi di Majalengka ini ditujukan kepada Desa Cibunut. Desa ini masuk ke dalam wilayah Kecamatan Argapura.

Ditelusuri dari sejarahnya, pada mulanya Desa Cibunut masih berupa hutan belantara. Kemudian dimasuki oleh empat orang tokoh berilmu tinggi. Mereka adalah Demang Imad, Demang Kraton, Nyi Rambut Eyang Egeg, dan Buyut Menut.

BACA JUGA:Kampung Tertinggi Ini Dijuluki Nepalnya Majalengka, Dikelilingi Lembah Panyaweuyan dan Bukit Mercury

Mereka adalah orang-orang yang datang dari kerajaan Talaga Manggung. Mereka sengaja menyepi dari keramaian dan memilih tinggal di dalam hutan. 

Kemudian banyak yang mengetahui bahwa di dalam hutan terdapat empat orang yang berilmu tinggi. Orang-orang pun berdatangan ke hutan tersebut. Tujuannya untuk menimba ilmu atau meminta petunjuk dan pertolongan.

Karena banyakbha orang datang, maka hutan tersebut dijadikan penduduk. Tempat itu  sekarang disebut Blok Cukangsari.

Di Cukangsari ini dulu terdapat pohon. Bernama pohon Bunut. Dari pohon itulah keluar sumber air. Sumber air itu bisa menghidupi kebutuhan penduduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: