Kabupaten Kuningan Pernah Memiliki Kualitas Kopi Terbaik di Jawa, Setahun Ditarget Hasilkan 10 Ribu Pikul
Kabupaten Kuningan pernah menjadi penghasil kopi terbaik saat era Pemerintah Kolonial Belanda.-Istimewa-radarkuningan.com
BACA JUGA:VIRAL Ada Belatung di Mie Gacoan Cirebon, Klarifikasi Manajemen: Sedang Investigasi
Setelah berhasil dengan penanaman percobaan di sekitar Batavia, para pimpinan teras perusahaan dagang VOC mencoba membudidayakannya di tanah luas. Tanah itu mereka peroleh dari kemelut dan carut marut suksesi Kerajaan Mataram, yaitu tanah Priangan.
Pemberlakuan tanam kopi di tanah Priangan ini dikenal dengan sebutan Preanger Stelsel atau Sistem Priangan. Sejak pelaksanaan sistem tersebut, penanaman kopi pun semakin menyebar ke seantero tatar Pasundan.
Termasuk di antaranya ke Kuningan. Ketika itu Kuningan itu masih berada dalam otoritas kekuasaan Cirebon.
Kondisi itu berubah ketika Daendels berkuasa. Kemudian mengambil kekuasaan Kasultanan Cirebon atas tanah-tanah yang dimilikinya.
BACA JUGA:Apakah Kucing Boleh Makan Pedas? Ternyata Ini Efek Rasa Pedas pada Anabul!
Berdasarkan Reglement op het Beheer van de Cheribonsce Landen, para Sultan di Cirebon tidak memiliki kekuasaan politik lagi. Statusnya sama dengan para regent atau bupati pemerintah kolonial.
Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Nederlandsch-Indisch Plakaatboek, 1602-1811. Dokumen itu disusun JA van der Chijs.
Ketika Kuningan berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial inilah, berbagai kebijakan terkait upaya eksploitasi tanah masyarakat pun terjadi.
Lembah timur Ciremai yang subur, kemudian menjadi lahan yang diproyeksikan untuk sejumlah perkebunan kolonial. Di antaranya untuk perkebunan kopi.
BACA JUGA:Ini Dia 5 Penyebab Kucing Mogok Makan, Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Yang Serius Lho!
Dalam sebuah surat kabar berbahasa Belanda “Java Bode”, tanggal 13 Juli 1853, diungkapkan bahwa pada tahun 1853, target panen kebun-kebun kopi di Kuningan untuk tiga tahun ke depannya adalah sebesar 10.000 pikul per tahun.
Hal itu ditunjang dengan beberapa koffij pakhuizen atau gudang kopi pemerintah yang berada di lima tempat. Yakni di Kuningan, Kadugede, Bayuning, Cigugur, dan Luragung.
Sebagai catatan, 1 pikul zaman Belanda itu hampir sama dengan 60 kg. Jadi jika Kuningan ditarget 10 ribu pikul, itu sama dengan 600 ribu kg. Atau berjumlah 600 ton per tahun.
Target itu terbilang sangat besar. Apabila dibandingkan dengan target yang dibebankan pada Majalengka hanya 9000 pikul per tahun. Cirebon 5000 pikul per tahun. Angka untuk Kuningan jelas lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: