Buya Syakur Yasin, Ulama yang Satrawan, Banyak Karya Sastra Dia Tulis, Terutama Prosa dan Puisi

Buya Syakur Yasin, Ulama yang Satrawan, Banyak Karya Sastra Dia Tulis, Terutama Prosa dan Puisi

Buya Syakur Yasin merupakan sosok ulama dan sastrawan.-Wammima Tv-radarkuningan.com

BACA JUGA:Onana Oh Onana, Konsisten Ngelawak! Nggak di MU Nggak di Timnas

Kemudian ada judul lain, yakni: Mengabaikan, Pikirkan Saja Dulu, Kedamaian, Harapan, Ketabahan Hati, Kategori Sahabat, Anggapan, dan Kesederhanaan. Juga menulis dengan judul: Kehidupan, Apa Saja Yang Sebenarnya, Berbagi Kebahagiaan, Kecantikan Budi, dan Kesalahan.

Memahami karya Buya Syakur melalui bahasa, bukan hanya merupakan bagian dari ilmu yang mempelajari gaya bahasa atau stilistika saja untuk melihat kepribadian (karakteristik) seorang sastrawan.

Namun, bahasa yang digunakan untuk mendeskripsikan, menarasikan, mengargumentasikan, ataupun menerjemahkan realitas, tidaklah netral melainkan ada sudut pandang tersendiri dari penulisnya.

Menurut Inang Winarso dalam karyanya berjudul “Menuju Jalan Keadilan Sosial dan Spiritual” menyebutkan karya puisi yang ditulis Buya Syakur lebih cocok disebut prosa ketimbang puisi. Disebut sebagai prosa karena memuat tiga ciri di dalam karya tersebut.

BACA JUGA:Latar Belakang Buya Syakur Yasin Dirikan Majalis Istighosah Tegal Agung, Bermula dari Kesulitan Ekonomi

Pertama, makna dalam bahasa yang dikemukakan termasuk denotative yang diungkapkan secara langsung terus terang tanpa tedeng aling-aling.

Ungkapan blak-blakan digunakan untuk menggambarkan relasi sosial dan relasi batiniah, baik di dalam diri si tokoh atau sesama tokoh maupun hubungan tokoh dengan Tuhan-nya. Sehingga penikmat prosa ini tak perlu berkerut keningnya.

Kedua, karya Buya Syakur ini tidak terikat ke dalam irama atau ritme yang baku. Yang berupa persamaan bunyi dalam penyampaian, baik di awal tengah, maupun di akhir kalimat. Ritme atau irama biasa ditemukan di dalam karya puisi.

Ketiga, diksi yaitu pemilihan kata yang digunakan adalah kata yang sangat sederhana yang tidak dilebih-lebihkan dan tidak dikurang-kurangkan.

BACA JUGA:Istighosah Tegal Agung, Pengajian Mingguan Buya Syakur Yasin, Digelar Tengah Malam di Pantai Utara Indramayu

Gaya tutur yang ringkas, runut dan sederhana membimbing pembaca kepada alam bawah sadar dirinya dan menggambar imajinasi tentang hubungan sosial dan hubungan spiritual.

Prosa Buya Syakur memiliki kekuatan persuasif dan reflektif sekaligus. Di satu sisi membimbing manusia ke jalan yang sosial dan spiritual yang lurus. Di di sisi lain membedah laku dirinya apakah memang memiliki kekuatan berjalan di jalan yang lurus.

Prosa Buya Syakur sangat mudah mencairkan kebekuan hati. Sehingga perlahan hati yang ciut mulai mengembang dan hati yang telah mengembang semakin bermekaran.

Strategi yang disampaikan Buya dilandasi oleh cinta dan keimanan. Cinta kepada siapapun tanpa terkecuali dan di ikat oleh iman yang kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: