Ada Etika Berkunjung ke Hutan Sancang, Bisa Berhadapan dengan Harimau Putih 'Jelmaan' Prabu Siliwangi

Ada Etika Berkunjung ke Hutan Sancang, Bisa Berhadapan dengan Harimau Putih 'Jelmaan' Prabu Siliwangi

Hutan Sancang memiliki mitos harimau jelmaan Prabu Siliwangi.-Adrasa ID/Youtube - Tangkapan layar-radarkuningan.com

BACA JUGA:3 Jenis Tanaman Sirih Gading yang Cocok untuk Dekorasi Rumah

Hanya saja, kisah yang mendeskripsikan korelasi antara Prabu Siliwangi dengan mitos maung itu tetap saja menyisakan pertanyaan besar.

Apakah itu semua merupakan fakta sejarah? Siapa Prabu Siliwangi sebenarnya dan darimanakah mitos maung itu muncul pertama kali?

Hiski Darmayana, alumni Antropologi FISIP Universutas Padjajaran menjelaskan tentang hubungan antar maung dan legenda Siliwangi.

Menurutnya, dunia keilmuan Antropologi mengenal teori sistem simbol. Teori itu diintrodusir oleh Clifford Geertz, seorang Antropolog Amerika.

BACA JUGA:Kucing adalah Hewan Teritorial, Kamu Mungkin Tak Sadar Rumah Sedang 'Dijajah'

Dalam bukunya yang berjudul Tafsir Kebudayaan (1992), Geertz menguraikan makna di balik sistem simbol yang ada pada suatu kebudayaan.

Antropolog yang terkenal di tanah air melalui karyanya “Religion of Java” itu menyatakan bahwa sistem simbol merefleksikan kebudayaan tertentu.

Jadi, bila ingin menginterpretasi sebuah kebudayaan maka dapat dilakukan dengan menafsirkan sistem simbolnya.

Sistem simbol sendiri merupakan salah satu dari tiga unsur pembentuk kebudayaan. Kedua unsur lainnya adalah sistem nilai dan sistem pengetahuan.

BACA JUGA:Jejak Istana Pajajaran, Berkabut dan Dijaga Sejumlah Harimau, Prabu Siliwangi Nga-Hyang jadi Maung?

Menurut Geertz, relasi dari ketiga sistem tersebut adalah sistem makna (System of Meaning). Berfungsi menginterpretasikan simbol. Pada akhirnya, dapat menangkap sistem nilai dan pengetahuan dalam suatu kebudayaan.

Hiski pun menyimpulkan, simbol maung dalam masyarakat Sunda sangat terkait dengan dua hal. Pertama legenda menghilangnya (nga-hyang) Prabu Siliwangi.

Kedua, Kerajaan Pajajaran yang dipimpinnya. Terutam pasca penyerbuan pasukan Islam Banten dan Cirebon yang juga dipimpin oleh keturunan Prabu Siliwangi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: