Jejak Istana Pajajaran, Berkabut dan Dijaga Sejumlah Harimau, Prabu Siliwangi Nga-Hyang jadi Maung?

Jejak Istana Pajajaran, Berkabut dan Dijaga Sejumlah Harimau, Prabu Siliwangi Nga-Hyang jadi Maung?

Lukisan tertua Buitenzorg atau Bogor 1770 yang merupakan pusat dari Kerajaan Pajajaran. -Istimewa-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Dokumen sejarah yang menunjukkan jika ada istana raja yang berkabut dan kursi ditinggikan dijaga sejumlah harimau, itu erat kaitannya dengan Kerajaan Pajajaran dan Prabu Siliwangi.

Istana yang dimaksud adalah istana Kerajaan Pajajaran. Sementata kursi yang ditinggikan merupakan singgahsana penguasa kerajaan tersebut. 

Bahkan sejumlah harimau yang menjaga kursi yang ditinggikan itu juga dikaitkan dengan mitos Prabu Siliwangi yang berubah wujud menjadi maung atau harimau. 

Mitos tersebut dipercayai oleh sebagian besar masyarakat di Tatar Pasundan. Mereka meyakini, Prabu Siliwangi itu berubah wujud menjadi hariamau atau maung.

BACA JUGA:Dusun Bambu Lembang Ada Apa Saja? Ini Dia 5 Wahana Terbaru yang Wajib Dicoba

Raja Pajajaran itu nga-hyang karena terdesak oleh keturunannya yang sudah memeluk ajaran Islam. Sementara Prabu Siliwangi dan sejumlah pengikutnya bersikeras tidak bersedia memeluk agama Islam.

Walau sebenarnya mitos, bukan fakta sejarah. Tidak ada dokumen sejarah yang mendukung mitos itu.

Namun ada dokumen yang menunjukkan, Raja Pajajaran selalu dikaitkan dengan maung. Tapi dokumen tersebut tidak menyebut nama Prabu Siliwangi.

Seperti dokumen laporan ekspedisi seorang peneliti Belanda, Scipio, kepada Gubernur Jenderal VOC, Joanes Camphuijs.

BACA JUGA:3 Bau Inilah Membuat Kucing Peliharaan Suka Kabur dari Rumah, Ayo Ketahui Kelemahan Kucing!

Dalam dokumen tersebut terungkap mengenai jejak sejarah istana Kerajaan Pajajaran di kawasan Pakuan. Atau persisnya di Batutulis Bogor, sekarang.

Laporan penelitian yang ditulis pada tanggal 23 Desember 1687 tersebut berbunyi sebagai berikut: “dat hetselve paleijs en specialijck de verheven zitplaets van den getal tijgers bewaakt ent bewaart wort”.

Yang artinya: istana tersebut terutama sekali tempat duduk yang ditinggikan untuk raja “Jawa” Pajajaran sekarang masih berkabut dan dijaga serta dirawat oleh sejumlah besar harimau”.

Bahkan, kabarnya salah satu anggota tim ekspedisi Scipio pun menjadi korban terkaman harimau ketika sedang melakukan tugasnya. Hal ini seperti ditulis oleh Hiski Darmayana, alumni Alumni Fisip Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: