Jejak Istana Pajajaran, Berkabut dan Dijaga Sejumlah Harimau, Prabu Siliwangi Nga-Hyang jadi Maung?

Jejak Istana Pajajaran, Berkabut dan Dijaga Sejumlah Harimau, Prabu Siliwangi Nga-Hyang jadi Maung?

Lukisan tertua Buitenzorg atau Bogor 1770 yang merupakan pusat dari Kerajaan Pajajaran. -Istimewa-radarkuningan.com

BACA JUGA:Membuat Heboh! 3 Tanaman Hias Ini Dipercaya Sebagai Pembawa Hoki 2024 Loh, Apakah Anda Sudah Memilikinya?

Penting untuk diketahui, secara etimologis, Siliwangi, yang terdiri dari dua suku kata yaitu Silih (pengganti) dan Wangi, bermakna sebagai pengganti Prabu Wangi. 

Menurut para pujangga Sunda di masa lampau, Prabu Wangi merupakan julukan bagi Prabu Niskala Wastukancana yang berkuasa di Kerajaan Sunda-Galuh (ketika itu belum bernama Pajajaran) pada tahun 1371-1475. 

Lalu, nama Siliwangi yang berarti pengganti Prabu Wangi merupakan julukan bagi Prabu Jayadewata, cucu Prabu Wastukancana. 

Prabu Jayadewata yang berkuasa pada periode 1482-1521 dianggap mewarisi kebesaran Wastukancana karena berhasil mempersatukan kembali Sunda-Galuh dalam satu naungan Pajajaran.

BACA JUGA:5 Kesalahan Merawat Tanaman Janda Bolong yang Umum Terjadi, Perhatikan Pot yang Digunakan!

Sebelum Prabu Jayadewata berkuasa, Kerajaan Sunda-Galuh sempat terpecah. Putra Wastukancana (sekaligus ayah Prabu Jayadewata), Prabu Dewa Niskala, hanya menjadi penguasa kerajaan Galuh.

Dipersatukannya kembali Sunda dan Galuh oleh Jayadewata, membuat Jayadewata dipandang mewarisi kebesaran kakeknya, Prabu Wastukancana alias Prabu Wangi. 

Maka, para sastrawan Sunda ketika itu memberikan gelar Siliwangi bagi Prabu Jayadewata. Siliwangi memiliki arti pengganti atau pewaris Prabu Wangi. 

Jadi, raja Sunda Pajajaran yang dimaksud dalam sejarah sebagai Prabu Siliwangi adalah Prabu Jayadewata yang berkuasa dari tahun 1482-1521.

BACA JUGA:Cara Berkomunikasi Kucing: Pahami 5 Gerakan Tubuh Kucing yang Penuh Makna! Cat Lovers Wajib Tahu!

Lalu kapan sebenarnya Kerajaan Pajajaran runtuh? Apakah pada masa Prabu Jayadewata atau Siliwangi? Ternyata, sejarah mencatat ada lima raja lagi yang memerintah sepeninggal Prabu Jayadewata.

Berikut ini periodisasi penerintahan raja-raja Pajajaran pasca wafatnya Jayadewata alias Siliwangi: Prabu Surawisesa (1521-1535), Prabu Ratu Dewata (1535-1543), Ratu Sakti (1543-1551), Prabu Nilakendra (1551-1567) dan Prabu Raga Mulya (1567-1579).

Pada masa pemerintahan Raga Mulya-lah, tepatnya tahun 1579, Kerajaan Pajajaran mengalami kehancuran akibat serangan pasukan Kesultanan Banten yang dipimpin Maulana Yusuf.

Peristiwa tersebut tercatat dalam Pustaka Rajyarajya Bhumi Nusantara parwa III sarga I halaman 219, sebagai berikut: Pajajaran sirna ing bhumi ing ekadaci cuklapaksa Wesakhamasa saharsa punjul siki ikang cakakala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: