Miris, Puluhan Pohon Endemik Gunung Ciremai Ditemukan Mati, Diduga Kesengajaan untuk Tanaman Kopi
Pohon endemik Gunung Ciremai ditemukan mati, diduga karena perluasan tanaman kopi. -Bubud Sihabudin-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Kelompok Tani Hutan atau KTH Sapu Jagat dari Desa Setianegara, Kabupaten Kuningan, melaporkan puluhan pohon endemik dan langka di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), ditemukan mati.
Diantaranya terdapat pohon langka di Indonesia, yakni saninten, atau rambutan hutan yang sudah berusia puluhan tahun.
Selain saninten, juga terdapat pohon gintung, kacu, benda, nangsi, pulus, pohon tepus, bambu dan rotan.
Ketua KTH Sapu Jagat, Jafar menyebutkan, temuan warga ini berada di Blok Kamuning, secara administratif masuk ke Desa Linggarjati. Tepatnya sekitar mata air manggong.
BACA JUGA:3000 Tahun Lalu, Kuningan Sudah Dihuni Manusia, Wajar Disebut Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat
Di lokasi terdapat tanaman kopi yang diduga sengaja ditanam, bahkan diperluas areanya.
"Kami KTH memiliki kegiatan evaluasi lingkungan, catchment area, di sekitar mata air, kegiatan sukarela masyarakat menjaga hutan, bagian dari kemiteraan dengan BTNGC," kata Jafar.
Dirinya mengaku kaget dan sedih dengan adanya temuan tersebut. Sebab, tanaman yang sengaja dimatikan tersebut adalah tumbuhan endemik Gunung Ciremai.
"Saya kaget dan sedih dalam 3 hari terakhir tim KTH menemukan pohon endemik dalam kondisi mengenaskan. Mati dibunuh," jelasnya, Rabu, 24, Januari 2024.
Dijelaskan dia, pohon ini 'dibunuh' dengan cara girdling atau pocol. Suatu cara membunuh pohon dengan mengganggu aliran getah antara akar dan mahkota pohon.
Ciri dari tindakan itu, terdapat sodetan melingkar, kedalaman di atas 5 cm mengupas kulit hingga batang. Dengan tindakan itu, pohon pasti mati kekeringan.
"Saya menyaksikan di lokasi tersebut pohon mati mengering, sebagian lagi dedaunan mulai berkurang akibat girdling," tuturnya.
Di Pohon lainnya tampak bekas tebangan, bahkan ada pohon dengan bekas terbakar di bagian bawah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: