Bahasa Sunda Kuno Parean Indramayu, Digunakan Sejak Abad ke-14, Pengaruh dari Kerajaan Sunda Galuh

Bahasa Sunda Kuno Parean Indramayu, Digunakan Sejak Abad ke-14, Pengaruh dari Kerajaan Sunda Galuh

Aktivitas masyarakat di Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Sebagian masyarakat menggunakan Bahasa Sunda dialek Parean. -Polsek Kandanghaur-radarkuningan.com

BACA JUGA:Klasemen Liga Inggris Kian Ketat, Peringkat 1 sampai 5 Beda Poin Tipis-tipis

Penelitian itu berjudul: “Variasi Bahasa Sunda Dialek Parean di Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu Berdasarkan Tinjauan Sosiodialektologi”.

Ada 3 tujuan penelitian tersebut. Pertama, menjelaskan batas pakai bahasa Sunda dialek Parean di Kecamatan Kandanghaur.

Kedua, menjelaskan bentuk variasi dialektal BSDP di lingkungan masyarakat Jawa dari aspek linguistik; fonologi, morfologi, dan leksikal.

Juga yang ketiga, menjelaskan bahasa Sunda dialek Parean dengan tinjauan sosiodialektologi.

BACA JUGA:5 Cafe dengan Pemandangan Alam Ijo Royo-royo di Kuningan, Bikin Segar Mata, di Sini Tempatnya

Sementara itu, jenis penelitian ini dalam bentuk deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang dipakai adalah sampel bertujuan atau purposive sampling.

Data yang digunakan dibedakan ke dalam dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder. Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode pupuan lapangan atau observasi.

Juga menggunakan metode sadap dengan mencatat dan merekam data bahasa. Serta, melanjutkan dengan metode simak libat cakap yang dimanfaatkan sebagai bentuk pancingan untuk memeroleh data. 

Data dianalisis dengan menggunakan analisis induktif atau analisis kualitatif dari Spradley dengan tabel analisis komponensial. Di samping itu, metode analisis data menggunakan metode padan intralingual dan ekstralingual.

BACA JUGA:5 Kampung Sunda Kuno di Indramayu, Berada di 2 Kecamatan Berjauhan, Diapit Masyarakat Jawa Dermayon

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bahasa Sunda yang berada di Kecamatan Kandanghaur memiliki bentuk variasi dialektal dari kata, frasa, maupun kalimat. 

Variasi tersebut terlihat dari beberapa penutur yang diamati dari aspek unsur-unsur sosial masyarakat. Seperti unsur usia yang dibedakan muda dan tua. Unsur pekerjaan yang dilihat dari formal dan nonformal.

Juga, unsur pendidikan yang diklasifikasikan berdasarkan jenjang, yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. 

Selain itu, bentuk variasi yang terjadi pun disebabkan oleh mobilitas masyarakat sekitar yang kerap kali berinteraksi dengan masyarakat penutur Jawa Indramayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: