Salah Kaprah 'Suntik Mati' PLTU Cirebon 1, Begini Penjelasan Vice President Director Cirebon Power

RADARKUNINGAN.COM - Istilah suntik mati PLTU Cirebon belakangan ini ramai diperbincangkan terkait dengan early termination mechanism pada proyek pembangkit listrik tenaga uap di Kabupaten Cirebon.

Vice President Director Cirebon Power, Joseph Pangalila meluruskan bahwa istilah suntik mati atau ada yang menyebut juga pensiun dini, mengesankan bahwa PLTU Cirebon Unit 1 bakal segera mengakhiri masa operasinya.

Padahal, kesepakatan early termination mechanism ini baru terjalin pada November 2022 antara Asian Development Bank (ADB), PT PLN, pemerintah dan konsorsium pemegang saham.

"Saya baca di media nasional, disebut suntik mati PLTU Cirebon. Pensiun dini. Padahal masih lama. Mudah-mudahan dengan informasi ini bisa mengklarifikasi banyak hal simpangsiur," kata Joseph Pangalila, ketika ditemui di acara buka puasa bersama Jurnalis Cirebon dan Cirebon Power, Selasa, 26, Maret 2024.

BACA JUGA:Pensiun Dini PLTU Cirebon Unit 1 Direncanakan Tahun 2035, Pakai Skema Refinancing

BACA JUGA:Sebelum Hasil Tes DNA, Peneliti Ini Sudah Dapat Foto Harimau Jawa Sejak Lama

Dijelaskan Joseph Pangalila, ETM adalah komitmen dari pemegang saham, pemerintah untuk menunjukkan keseriusan mengurangi emisi dan mendukung green energy.

Saat ini, prosesnya masih terus berlangsung. Bila disepakati, pensiun dini PLTU Cirebon Unit 1 baru dilakukan pada tahun 2035 atau sekitar 11 tahun lagi.

"Mekanismenya, ADB mendanai berupa refinancing. Utang yang sekarang masih ada, di-refinance ulang dengan bunga lebih rendah. Sehingga, lanjut dia, ada dana kelebihan untuk pensiun lebih awal," jelasnya.

Sesuai dengan kontrak, PLTU Cirebon 1 akan beroperasi sampai dengan 2042. Namun dengan program ETM bila semua disepakati, selesai di tahun 2035 atau 7 tahun lebih awal.

BACA JUGA:6 Tanaman Hias Pembawa Keberuntungan di Tahun 2024; Nomor 6 Baunya Harum Banget!

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Kucing Munchkin; Kucing yang Lahir Melalui Proses Genetik Alami

Ditegaskan Joseph, penjelasan ini perlu disampaikan kepada publik agar tidak terjadi simpang siur dalam informasi.

Sumber: