Kisah Tape Ketan Ember Kuningan, Sunan Gunung Jati Bulan Madu dengan Putri Ong Tien di Kaki Gunung Ciremai

Kisah Tape Ketan Ember Kuningan, Sunan Gunung Jati Bulan Madu dengan Putri Ong Tien di Kaki Gunung Ciremai

Makanan khas Kuningan -BTNGC-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Makanan khas di Kabupaten Kuningan termasuk tape ketan ember, ternyata memiliki kisah yang berkaitan dengan para tokoh berpengaruh seperti Sunan Gunung Jati.

Dalam salah satu sumber disebutkan bahwa tape ketan ember khas Kuningan, merupakan hasil percampuran kebudayaan kuliner dari Tiongkok yang kemudian diadopsi dan menjadi makanan khas daerah di kaki Gunung Ciremai itu.

Alkisah, pada Abad 15 Sunan Gunung Jati yang berhasil memenangi sayembara Kaisar Tiongkok berhasil mempersunting Putri Ong Tien Nio.

Setelah pernikahan Sunan Gunung Jati dengan putri dari kaisar Yunan di Tiongkok selatan, kemudian pasangan ini melakukan bulan madu di kaki Gunung Ciremai.

BACA JUGA:DRAMA! 2 Laga Beruntun Manchester United Kena Comeback, Kali Ini di Kandang Chelsea

Saat itu, Sunan Gunung Jati dan Putri Ong Tien tinggal di sekitar Kecamatan Luragung. Di wilayah ini, ada sosok Ki Gedeng Luragung yang menjadi pimpinannya.

Wilayah di timur Kabupaten Kuningan itu, masih daerah kekuasaan dari Kesultanan Cirebon yang dipimpin oleh Sunan Gunung Jati.

Putri Ong Tien betah tinggal di Luragung karena udaranya yang sejuk. Kemudian memiliki pemandangan alam yang indah.

Pada waktu itu di Luragung kawasan perbukitan masih sangat asli dan alami dengan ladang huma yang diolah penduduk. Kemudian mengalir sungai-sungai jernih.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Bus Mudik Lebaran Terbaik dari Jakarta ke Kuningan

Meski putri seorang kaisar dan baru saja menikah dengan sosok sultan dari Kesultanan Cirebon, namun Putri Ong Tien termasuk bangsawan yang tidak segan bergaul dengan masyarakat setempat.

Selain berkunjung dan bergaul di tengah masyarakat, sikap ini membuat rakyat juga tidak segan untuk berkunjung ke rumah sang putri.

Warga pun sering datang ke rumah Putri Ong Tien di Luragung untuk saling bertukar cerita hingga belajar memasak.

Di momen ini, diyakini terjadi pembelajaran mengenai berbagai jenis masakan yang kemudian diadopsi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: