Desa di Kuningan Ini Miliki Persawahan yang Indah, Dulunya Padang Ilalang, Didirikan 5 Tokoh Asal Cirebon
Suasana persawahan di Desa Pancalang, Kecamatan Pancalang, Kabupaten Kuningan. Menurut cerita, sejarah desa ini didirikan 5 tokoh dari Cirebon. -Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Ada salah satu desa di Kabupaten Kuningan yang sekarang memiliki persawahan yang indah dipandang mata. Padahal desa ini dulunya hanya merupakan padang ilalang.
Menurut cerita sejarah masyarakat setempat, desa ini dulunya didirikan oleh 5 orang tokoh dari Cirebon. Karena kesuburan tanahnya, para tokoh tersebut menetap di tempat itu.
Sebelum datang ke-5 tokoh tersebut, desa ini sebenarnya ditemukan oleh seorang pemancing yang berpindah-pindah. Bahkan bukti dari peninggalan pemancing ini masih bisa ditemukan hingga saat ini.
Desa yang dimaksud adalah Pancalang. Desa ini sekarang masuk dalam wilayah Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
BACA JUGA:Wisata Bukit Cinta Anti Galau, Cocok untuk Libur Lebaran, Hanya 13 Km dari Pintu Tol Ciperna
Walau di Kuningan, desa ini memang lebih dekat dengan Kabupaten Cirebon. Lokasinya pun tak jauh dari tapal batas Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan.
Walau dekat dengan Cirebon, namun banyak yang belum tahu jika di desa ini memiliki pemandangan persawahan yang indah.
Maklum, desa ini memang hanya dilintasi oleh jalan alternatif Cirebon-Kuningan. Bukan di jalur utama kedua daerah tersebut.
Hanya orang-orang tertentu dan biasa melalui jalur itu. Sehingga sangat sedikit yang mengetahui keindahan persawahan di desa yang juga tak jauh dari Kecamatan Mandirancan ini.
BACA JUGA:Bus Jakarta - Kuningan Kecelakaan di Tol Cipali, Posisi Terguling, 5 Penumpang Luka Berat
Menurut cerita warga setempat, pada zaman dahulu ada seorang laki-laki bernama Ki Gedeng Panderesan. Dia berasal dari Cirebon. Sosok ini merupakan seorang penggemar mancing ikan yang selalu berpindah-pindah tempat.
Suatu ketika, dia berangkat memancing ke arah pegunungan di Selatan Cirebon. Hanya Ki Gedeng Pandaresan heran, di sungai yang dekat dengan kaki Gunung Ciremai ini, dia tidak pernah mendapatkan ikan seekor pun.
Yang dia dapat hanyalah kepiting. Binatang ini oleh orang Cirebon disebut Yuyu. Namun oleh orang Sunda dinamai Keuyeup.
Karena waktu sudah beranjak sore, dia merasa lelah dan menyesal. Waktu itu dia berujar bahwa sungai yang tidak ada ikannya itu dinamai Cikeuyeup. Kemudian tempat itu lama kelamaan disebut dengan nama Cikeuyeup. Sungainya pun bernama Cikeuyeup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: