Viral Harimau Tertabrak Mobil! Ternyata Harimau Malaya dari Malaysia, Berikut Fakta tentang Harimau Malaya
![Viral Harimau Tertabrak Mobil! Ternyata Harimau Malaya dari Malaysia, Berikut Fakta tentang Harimau Malaya](https://radarkuningan.disway.id/upload/d7748c2882f0480586f92b42c86b005c.png)
fakta harimau malaya yang tertabrak mobil di jalan tol-Ilustration by Radarkuningan.com-radarkuningan.disway.id
Harimau Malaya tersebar di berbagai kawasan hutan tropis di Malaysia, terutama di negara bagian Pahang, Kelantan, Perak, dan Terengganu.
Hutan-hutan ini menyediakan lingkungan yang ideal bagi harimau Malaya karena lebatnya pepohonan yang memudahkan mereka untuk mengintai dan menangkap mangsa.
Selain itu, hutan tropis ini memiliki banyak sungai di mana harimau Malaya sering berenang untuk mendinginkan tubuh dan mencari mangsa di daerah lain.
Kehadiran sungai-sungai ini sangat penting bagi kehidupan harimau Malaya karena membantu mereka tetap sejuk dan memungkinkan pergerakan antar wilayah dalam mencari makanan.
BACA JUGA:Inilah Kisah Tradisi Rampogan Macan atau Rampokan Macan yang Menjadi Alasan Punahnya Harimau Jawa
Pola Makan
Sebagai karnivora sejati, harimau Malaya memangsa berbagai hewan yang tersedia di habitatnya. Makanan utama mereka meliputi rusa, babi hutan, babi berjanggut, serow, dan beruang madu.
Mereka juga diketahui sering mengincar anak gajah yang lebih mudah ditangkap dibandingkan dengan hewan dewasa.
Dilansir dari A-Z Animals, harimau Malaya memiliki teknik berburu yang khas, yaitu dengan cara mengintai mangsa secara sabar dan kemudian menyergapnya dengan cepat.
Setelah menangkap mangsa, harimau akan menyeretnya ke tempat makan tertentu. Dalam satu kali makan, harimau
Malaya bisa mengonsumsi hingga 40 kilogram daging. Namun, biasanya mereka hanya makan sekali dalam seminggu, bergantung pada ukuran dan ketersediaan mangsa.
Status Konservasi
Menurut WWF Malaysia, harimau Malaya adalah simbol nasional yang menjadi fokus utama upaya konservasi. Pada tahun 1950-an, populasi harimau Malaya diestimasi mencapai sekitar 3.000 ekor.
Namun, akibat hilangnya habitat hutan dan berbagai ancaman lainnya, populasinya menurun drastis menjadi kurang dari 150 individu pada tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: