Radarkuningan.com, KUNINGAN - Sepintas penganan ini layaknya gorengan tepung yang biasa kita temukan di tukang gorengan biasa. Namun setelah mencoba satu, jangan salahkan jika anda akan ketagihan dan ingin memakan lagi dan lagi.
Adalah golono, gorengan khas masyarakat Kuningan dari wilayah timur seperti Luragung, Cibingbin dan Ciwaru ini banyak dijajakan sebagai tambahan lauk di warung nasi kasreng atau di tukang gorengan pinggir jalan berbaur dengan comro, bala-bala atau pisang goreng. Bentuknya mirip perkedel, namun gorengan yang biasanya dijadikan pelengkap saat memakan buras atau lontong ini ternyata berbahan dasar ampas tahu.
Namun, dengan racikan bumbu sederhana yaitu garam, cabai rawit, daun bawang ditambah sedikit penyedap rasa kemudian dicelupkan ke dalam adonan tepung yang sudah dibumbui pula kemudian digoreng, maka jadilah golono yang renyah di luar namun lembut di dalam. Tak heran, makanan ini masih banyak peminatnya terutama untuk sarapan pagi atau hanya sebagai pelengkap lauk pauk.
Warung Kasreng Bu Ayi di Pasar Luragung menjadikan golono ini sebagai salah satu menu wajib yang tak boleh terlewat setiap harinya. Di warung ini sedikitnya 2 kg ampas tahu habis dalam sehari untuk dibuat golono pedas nan nikmat untuk para pelanggannya. Harga yang dipatok pun sangat terjangkau, hanya Rp 1.000 per potong sama seperti gorengan lainnya.
"Sebelum digoreng, adonan golono dicetak bulat-bulat kecil kemudian dicelupkan ke adonan terigu yang sudah dibumbui. Golono enaknya dimakan selagi hangat sebagai teman nasi atau pelengkap makan lontong dan buras," ujar Ayu penjaga Warung Kasreng Ibu Ayi.
Selama ini, lanjut Ayu, gorengan golono pedasnya selalu menjadi hidangan favorit pelanggannya. Bahkan ada pelanggan yang hanya datang untuk membeli golono buatannya untuk dibungkus sebagai lauk pauk di rumah. (fik)