Ukuran Tempe jadi Lebih Kecil, Siasat Perajin agar Tidak Bangkrut Kala Harga Kedelai Mahal

Ukuran Tempe jadi Lebih Kecil, Siasat Perajin agar Tidak Bangkrut Kala Harga Kedelai Mahal

Bambang saat menjajakan tempe buatannya di kios Pasar Baru Kuningan, kemarin. Harga kedelai yang mahal menyebabkan para perajin terpaksa menaikkan harga jual tempe dan ukuran jadi lebih kecil.-M Taufik-Radar Kuningan

Kenaikan harga kacang kedelai saat ini, kata Bambang, praktis berdampak pada kegiatan produksi tempe di pabriknya. Dari sebelumnya bisa menghabiskan 80 kilogram kedelai per hari, kini berkurang menjadi 70 kilogram saja.

"Meski ada pengurangan bahan baku kedelai, tapi saya usahakan produksi tempe bisa tetap. Caranya dengan mengurangi ukuran tempe hingga 1,5 centimeter dari biasanya," ujar Bambang.

BACA JUGA:Guru dan Siswa Panik, Kebakaran Lahan Nyaris Merembet ke Bangunan SDN 2 Winduhaji

BACA JUGA:Soal Jalan Lingkar Timur-Selatan, Bupati: Kalau Tidak Paham, Jangan Berkomentar

Atas kondisi ini, Bambang berharap ada perhatian dari pemerintah untuk bisa mengembalikan harga kedelai normal seperti dulu lagi. Agar para perajin tempe seperti dirinya masih bisa tetap menjalankan usaha dan menggaji karyawannya.

"Saya punya lima karyawan. Kalau harga kedelai terus naik dan saya tidak sanggup lagi produksi tempe, nanti bagaimana nasib karyawan saya. Mudah-mudahan pemerintah bisa secepatnya mengatasi masalah harga kedelai ini agar usaha kami bisa kembali stabil," harap Bambang.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: