Masyarakat Desa Ciniru Kuningan, Pamali dengan Nama Tempat Berakhiran 'uk', Oh Ternyata Ini Alasannya

Masyarakat Desa Ciniru Kuningan, Pamali dengan Nama Tempat Berakhiran 'uk', Oh Ternyata Ini Alasannya

Desa Ciniru memiliki pamali terhadap nama dengan akhiran uk.-Pemdes Ciniru-radarkuningan.com

BACA JUGA:Ketua DPRD Kuningan Kesengsem Rencana Tol Kuningan, Minta Pemerintah Pusat Segera Realisasikan Pembangunan

Menurut cerita para sesepuh, dahulu kala desa Ciniru cukup luas. Karena desa ini bergabung dengan desa yang sekarang bernama Pamupukan, sebelum adanya pemekaran.

Pada awal mulanya berdiri, pusat pemerintahan atau hulu dayeuh Desa Ciniru berada di Jombang. Tempat ini sekarang merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Pamupukan. 

Namun karena sesuatu hal kemudian pusat pemerintahan berpindah daerah yang bernama Cijogol. Di tempat itu, konon katanya karena seringnya masyarakat selalu bertengkar. Atau dalam bahasa sundanya ‘’jarogol’’. 

Maka pusat pemerintahan kembali pindah ke suatu tempat yang bernama Pariuk. Seperti halnya di Cijogol, tempat yang bernama Pariuk inipun tidak cocok untuk dijadikan pusat pemerintahan.

BACA JUGA:Giliran Warga Perbatasan Ciamis yang Iri, Jalan Cipasung-Subang Kuningan Mulai Mulus dan Lebar Didanai APBN

Konon, masyarakatnya setelah pindah ke tempat ini menjadi malas bekerja. Keinginannya hanya ingin duduk-duduk saja. Atau dalam bahasa sunda disebut “dariuk”.

Menurut masyarakat setempat ketika itu, menjadi pemalas karena  pengaruh dari nama “Pariuk”. Nama itu berakhiran “uk” yang masih terkait dengan kata “dariuk”. 

Alasan inilah masyarakat Desa Ciniru dulu pantangan atau pamali dengan tempat yang menggunakan akhiran “uk”. Akhiran ini sangat terkait dengan kata “dariuk”. 

Yang bisa diartikan masyarakat hanya suka duduk-duduk saja alias dariuk. Dengan bahasa lain, akhiran “uk” ini membuat warga desa tersebut menjadi pemalas.

BACA JUGA:PDIP Kuningan Targetkan 14 Kursi, Daftar Caleg Tetap Sudah Diteken, Rana dan Apang Nomor Urut 2

Kemudian hulu dayeuh atau pusat pemerintahan dipindahkan kembali ke suatu tempat yang bernama Nyimplung. Lokasi ini sekarang merupakan perbatasan antara Desa Ciniru dan Cijemit. 

Di tempah  inilah konon pusat pemerintahan lama berjalan. Dan pada saat itu kepala desa (kuwu) yang berkuasa bernama Kuwu Bintang. 

Namun malang tak dapat dihalang, untung tak dapat diraih, konon pada tahun 1914 terjadi banjir besar yang menenggelamkan daerah ini. Sehingga masyarakatnya pun diungsikan ke tempat yang sekarang menjadi pusat desa Ciniru.

Pengambilan nama Ciniru tidak ada keterangan yang jelas, namun katanya pengambilan nama ini asal muasalnya diambil dari nama sebuah perabotan rumah tangga. Dalam bahasa sunda disebut nyiru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: