Mengenal Pangeran Madrais, Pencetus Agama Djawa Sunda dari Cigugur Kuningan

Mengenal Pangeran Madrais, Pencetus Agama Djawa Sunda dari Cigugur Kuningan

Pangeran Madrais pencetus Agama Djawa Sunda.-Istimewa-radarkuningan.com

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Bagi generasi muda sekarang ini, sudah tidak banyak yang tahu soal Pangeran Madrais. Padahal di masa lalu, nama ini sangat terkenal karena mencetuskan Agama Djawa Sunda.

Nama Pangeran Madrais sebenarnya kependekan dari Muhammad Rais. Dia adalah sosok pencetus aliran kepercayaan Djawa Sunda (ADS). Aliran kepercayaan ini pernah berkembang di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat (Jabar).

Penulis Agustinus Mudjiman menguraikan secara gamblang tentang Madrais. Dari siililahnya hingga perekembangan aliran kepercayaan tersebut.

Sarjana hukum Universitas Pakuan Bogor ini mengungkapkan Madrais sebenarnya bernama asli Sadewa Alibasa Kusuma Wijaya Ningrat.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Mengundang Ridwan Kamil Sebagai Seorang Arsitek ke IKN

Namun nama ini jarang orang yang tahu. Warga sekitar Cigugur Kuningan hanya tahu bila disebut nama Madrais atau Kyai Madrais.

Sebenarnya Madrais bukan orang sembarangan. Dia merupakan putra dari Pangeran Alibada atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Gebang IX. Ibunya bernama Nyi Raden Kastewi, keturunan kelima dari Temanggung Jayadipura Susukan.

Madrais lahir pada tahun 1822 di Susukan Ciawigebang. Ketika berusia 3 tahun dia dititipkan kepada Ki Sastra Wardana, Kuwu Cigugur. 

Alasan Madrais dititipkan tersebut karena untuk mengelabui Belanda. Sebab, kelak anak yang masih berusia 3 tahun tersebut bisa melanjutkan perjuangan para leluhurnya melawan penjajahan Belanda.

BACA JUGA:Persib Bandung Tertarik Perpanjang Kontrak Levy Madinda Hingga Tiga Tahun ke Depan

Orang tidak banyak yang tahu kalau dia sebenarnya seorang keturunan bangsawan. Warga setempat hanya tahu jika Madrais itu anak Kuwu Cigugur Ki Sastra Wardana.

Padahal Madrais itu tak lain adalah Pangeran Sadewa Alisabana. Atau dalam silsilah keluarga dikenal dengan nama Pangeran Surya Nata atau Kusuma Adiningrat.

Dijelaskan Agustinus Mudjiman, pada usia 10 tahun, Pangeran Surya Nata itu bekerja pada Kuwu Sagarahiang. Bertugas sebagai penggembala kerbau. Dia dikenal dengan nama Taswan. 

Ketika akan meninggalkan Sagarahiang, dia berpesan kepada teman-temannya bahwa nama sebenarnya adalah Mohamad Rais atau Madrais, anak Ki Sastra Wadana dari Cigugur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: