Ketika Persib Bandung Dipermalukan Persik Kediri 0-2, Lebih Sakti Mana antara Maung dan Macan Putih?

Ketika Persib Bandung Dipermalukan Persik Kediri 0-2, Lebih Sakti Mana antara Maung dan Macan Putih?

Mitologi simbol klub Persib Bandung dan Persik Kediri. -Istimewa-radarkuningan.com

BACA JUGA:Legenda Persebaya, Bejo Sugiantoro Mendadak Persib, Didampingi Bobotoh Cantik asal Kuningan

Sesampainya di Sancang, Prabu Siliwangi dan para pengikutnya pun memutuskan untuk ngahiyang dengan mengubah wujud menjadi harimau.

Dalam sebuah kisah juga diceritakan, sebelum mengubah wujud menjadi maung, Prabu Siliwangi sempat meninggalkan beberapa pesan kepada para pengikutnya.

Titah tersebut dikenal dengan “Uga Wangsit Siliwangi”. Wangsit tersebut berbunyi: "Lamun aing geus euweuh marengan sira, tuh deuleu tingkah polah maung" (Kalau aku sudah tidak menemanimu, lihat saja tingkah laku harimau).

Pesan tersebut mengandung makna yang mendalam, merujuk pada sifat harimau. Maung merupakan hewan buas yang tak segan mencabik dan menerkam mangsanya.

BACA JUGA:Persib Bandung Tertarik Perpanjang Kontrak Levy Madinda Hingga Tiga Tahun ke Depan

Di satu sisi, maung juga merupakan hewan dengan sifat mengayomi keluarga dan sesamanya. Di balik pesan tersebut, tersirat juga alasan Prabu Siliwangi memilih lari dan menghindari pertempuran.

Bukan karena tidak punya nyali menghadapi pasukan kerajaan Islam Banten dan Cirebon. Prabu Siliwangi enggan bertempur dengan keturunannya sendiri.

Prabu Siliwangi mengetahui pasukan kerajaan Islam Banten dan Cirebon dikomandoi oleh Raden Kian Santang. Dia tak lain keturunan langsung dari Prabu Siliwangi.

Dari kisah tersebut tergambar bagaimana filosofis masyarakat Sunda yang berani namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong.

BACA JUGA:Ada Darah Madura dan Kuningan di Tubuh Rachmat Irianto, Pemain Persib Bandung dan Timnas Indonesia

Selain itu, sejak dahulu, masyarakat Sunda juga sudah hidup berdampingan dengan harimau. Pasalnya, hutan-hutan yang ada di tanah Sunda merupakan habitat atau rumah bagi maung.

Dari sana, kedekatan antara masyarakat Sunda dan maung pun terjalin erat. Tapi, mengapa maung kalah dengan macan putih? Ternyata masih belum ada jawabannya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: