Alpukat Pangeran Ini Sungguh Menggiurkan, Bisa jadi Sumber Cuan, 1 Buah Laku Rp 268 Ribu

RADARKUNINGAN.COM - Namanya Pangeran tetapi bukan nama gelar anak raja. Pangeran yang satu ini adalah salah satu jenis buah alpukat. Namanya alpukat pangeran.

Banyak yang menarik dan menggiurkan dari alpukat pangeran ini. Namun yang paling utama bisa menjadi sumber cuan bagi petani yang membudidayakan tanaman ini.

Sehingga sangat pantas jika disebut dengan alpukat pangeran. Karena banyak keunggulan dari jenis buah yang satu ini.

Banyak keunggulan dari buah yang satu ini. Yang paling menggiurkan adalah harga jualnya. Dibanding dengan buah yang lain, alpukat jenis ini harga jualnya sangat tinggi.

BACA JUGA:Jangan Biarkan Kucing Mengeong Di Malam Hari! Terdapat 4 Solusi Mengatasi Hal Tersebut

Harga jualnya sekarang ini rata-rata Rp 134 ribu per kilogram (kg). Terutama alpukat pangeran yang berkualitas baik.

Yang menarik lagi dari buah ini adalah ukurannya yang sangat besar. Berat 1 buah alpukat pangeran ada yang bisa mencapai 2 kg. Tapi rata-rata di atas 1 kg per buah.

Artinya, jika 1 kg buah ini seharga Rp 134 ribu, maka 1 buah yang beratnya 2 kg, maka  alpukat bisa dihargai Rp 268 ribu.

Keunggulan lainnya adalah alpukat pangeran terkenal dengan postur pohon pendek sehingga sangat mudah saat panen. Sangat efisien untuk biaya panen.

BACA JUGA:Kenapa Kucing Mengeong Di Malam Hari Dengan Suara Keras? 5 Alasan yang Harus Anda Tahu!

Ditambah daging buahnya yang istimewa. Daging buah ini tergolong tebal dengan tekstur yang lebih padat. Rasanya pun lebih manis dan lebih gurih. Tentu jika dibandingkan dengan jenis alpukat lokal lainnya.

Alpukat pangeran pertama kali dikenalkan di di Ambarawa Jawa Tengah. Buah ini memang terkenal dengan ukurannya yang bisa dikatakan “raksasa”.

Sebelum pengeran, sudah ada alpukat besar yang disebut aligator. Namun, setelah ada pengeran, alpukat aligator pun terkalahkan.

Sebesar apa alpukat pangeran ini? “Rata-rata satu buah, beratnya lebih dari satu kilogram. Bahkan banyak yang 2 kilogram,” ujar Sutrimo petani alpukat yang dulu berjualan di kios depan Goa Maria Ambarawa.

Sumber: