Kampung Adat Ini Unik dan Lucu, Terkenal Banyak Pamali, Lokasinya di Daerah Aliran Sungai

Kampung Adat Ini Unik dan Lucu, Terkenal Banyak Pamali, Lokasinya di Daerah Aliran Sungai

Kampung Mahmud berlokasi di RW 04 Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung memiliki banyak keunikan.-Istimewa-radarkuningan.com

BACA JUGA:Gak Bermoral! Inilah 5 Negara yang Masih Memakan Daging Kucing walau Sudah Dilarang

Namun arus modernisasi ternyata membawa dampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat setempat yang sudah mulai menampakkan perubahan. Beberapa tradisi yang semula dipegang teguh oleh warga komunitas, kini mulai melonggar. 

Kondisi alam Kampung Mahmud cukup indah. Berada di pinggir Sungai Citarum dan dikelilingi oleh hamparan sawah yang luas.

Jumlah penduduknya kira-kira 1200 orang yang terbagi ke dalam 1 RW dan 4 RT.

Pada umumnya, mata pencaharian masyarakat di Kampung Mahmud bekerja sebagai petani, pedagang, sopir dan pegawai negeri atau swasta.

Kampung adat ini memiliki ciri khas dalam tata cara berkehidupan yang berpedoman pada agama yang sangat kuat.

Kata Mahmud berasal dari bahasa Arab yaitu Mahmuudah yang memiliki arti puji.

BACA JUGA:Inilah Cara Melatih Kucing Agar Mengerti Bahasa Manusia, Anabul Jadi Nurut dan Pintar

Kata puji tidak memiliki arti yang sama dengan terpuji. Namun memiliki artireueus (bangga) atau deudeuh (kasih sayang penuh dengan penuh rasa ikhlas).
Masyarakat yang bertempat tinggal di Kampung Mahmud memiliki adat istiadat dalam membangun rumah yang berbeda dengan daerah lain di sekitarnya.

Struktur tanah yang ada di Kampung Mahmud bentuknya seperti endapan rawa dari Sungai Citarum yang berada di sekelilingnya.

Sehingga sangat tidak diperbolehkan membangun rumah secara permanen, karena dengan kondisi tanah yang tidak memungkinkan apabila dipaksakan akan mendatangkan petaka.

Pemukiman masyarakat merupakan kumpulan rumah panggung yang berkelompok dalam satu wilayah. Mereka memanfaatkan bahan bangunan dari kayu maupun bambu untuk bilik.

BACA JUGA:Bagaimana Cara Melatih Kucing Agar Nurut dan Pintar? Mudah, Yuk Simak Tipsnya Di Sini!

Pemilihan kayu sebagai bahan bangunan karena berkaitan dengan kekuatan dan kepercayaan bahwa sebuah kayu akan memberikan kekuatan magis atau ajaib.

Tetapi bagi kebanyakan masyarakat, hal itu bukan menjadi kendala. Mereka tetap saja dapat membangun rumah dengan bahan dari albasiah. Alasannya bisa ditangani dengan tawasul atau memanjatkan doa pada Tuhan Yang Maha Esa.

Pada umumnya, rumah di daerah kampung ini berbentuk memanjang. Atau memiliki atap yang panjang dan sering disebut rumah berbentuk persegi panjang. Hal ini bertujuan untuk menampung jumlah anggota keluarga yang banyak.

Apabila dilihat dari luas bangunan, rata-rata berukuran sangat besar. Rata-rata 4×8 meter sampai yang berukuran 10×20 meter berikut halaman rumah yang cukup luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: