Benarkah Salakanagara Kerajaan Pertama di Pulau Jawa, Bukan Tarumanagara? Ini Fakta Sejarahnya

Benarkah Salakanagara Kerajaan Pertama di Pulau Jawa, Bukan Tarumanagara? Ini Fakta Sejarahnya

Salakanagara disebut sebagai kerajaan pertama di Pulau Jawa.-JPtv-radarkuningan.com

BACA JUGA:Olahraga Ringan untuk Mengecilkan Perut Buncit, Jalan Kaki Apakah Efektif? Yuk Coba

Berdasarkan catatan Tiongkok era Dinasti Ming tahun 1368 – 1643, terdapat duta raja Jawa. Pada tahun 1432 M duta tersebut menyampaikan upeti dan sepucuk surat kepada Sang Kaisar. 

Di dalam surat tersebut dikatakan bahwa negara mereka yang ada di Jawa didirikan 1376 tahun sebelumnya. Atau, tahun pertama kalender Yuankang pada masa Kaisar Xuandi dari Dinasti Han (tahun 65 SM). 

Negara di Jawa itu disebut Pekalongan, Hakang atau Sunda. Hal itu dikutip oleh ahli sejarah WP Groeneveldt (1876). 

Berdasarkan pengakuan utusan kerajaan Hakang (Banten) tersebut, ternyata kerajaan di Banten atau Sunda tersebut telah ada diperkirakan di tahun 65 SM.

BACA JUGA:Sirih Gading, Tanaman Hias Tahan Banting, Cocok untuk Dekorasi, Ini Cara Menanam dengan Media Air

Berdasarkan seluruh data itu, setidaknya terdapat informasi sejarah bahwa pada zaman sebelum Masehi, di tanah Jawa bagian Barat sudah ada kerajaan.

Kemudian, di awal-awal Masehi pelaut Eropa telah mengenal “Kota Perak” di tanah Jawa. Perak, jika diterjemahkan dalam bahasa Sansekerta adalah “Salak” atau “Salaka.” 

Bisa jadi bahwa Gunung Cicira di Jawadwipa yang dimaksudkan dalam epik Ramayana adalah Gunung Salak atau Gunung Salaka. Yang  berarti Gunung Perak yang berada di kawasan kerajaan Salakanegara atau Negeri Perak.

Lalu bagaimana kebenarannya informasi sejarah tersebut? Apakah berdasarkan sumber primer atau sekunder?

BACA JUGA:Kata Gus Dur Mengenai Buya Sakur: Kalian tak mungkin tahu...

Ada pengertian sumber sejarah yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 71 Tahun 2016. Lampiran itu tentang Pedoman Pengumpulan Sumber Sejarah, Huruf G, angka 3 dan 4.

Dakam lampiran tersebut dijelaskan yang dimaksud sumber sejarah primer adalah kesaksian seorang saksi yang menyaksikan peristiwa secara langsung atau dengan alat audio maupun visual, serta dokumen-dokumen/arsip, naskah/manuskrip, surat kabar. 

Sumber primer adalah sumber sejarah tertulis, lisan, audovisual yang sezaman dengan peristiwa. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber sejarah tertulis, lisan, audiovisual yang tidak sezaman dengan peristiwa.

Jadi, meskipun sumber sejarah berupa prasasti, jika menceritakan peristiwa yang tidak sezaman, maka bukan merupakan sumber primer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: