Hati-hati Mendaki Gunung Ciremai, Banyak Pantangan Harus Ditaati, Ada Kisah Mistis Nini Pelet

Hati-hati Mendaki Gunung Ciremai, Banyak Pantangan Harus Ditaati, Ada Kisah Mistis Nini Pelet

Saat mendaki Gunung Ciremai terdapat pantangan yang harus diketahui pendaki.-KSDAE KLHK-radarkuningan.com

BACA JUGA:Bukan Hanya di Indonesia, Tradisi Mudik Ada di 7 Negara Ini, Ternyata Bisa Lebih Heboh

Ditambah jalur pendakiannya nyaris tidak ada jalan datar. Sekitar 90 persen berjalur terjal dengan sudut kemiringannya antara 70 sampai 80 derajat.

Lalu, apa saja yang menjadi pantangan yang harus ditaati para pendaki agar bisa sampai puncak? Beberapa pantangannya seperti tidak boleh mengeluh, dan tidak boleh memegang lutut.

Selan itu, tidak boleh kencing dan buang air besar sembarangan. Dilarang merusak kekayaan hayati yang ada di gunung tertinggi di Jawa Barat ini.

Kemudian, di setiap memasuki pos diharuskan mengucapkan salam. Katanya sebagai tanda meminta izin masuk dan pertanda kesopanan.

BACA JUGA:Asli atau Gimik? Bedah Spesifikasi HP Harga 6 Jutaan Rasa Flagship: Xiaomi 13T Kamera Leica

Di tiap pos yang jumlahnya 12 itu, dipercayai banyak dihuni oleh makhluk mistis. Mengucap salam tersebut sebagai upaya memohon izin supaya tudak diganggu. Ucapan salam tidak hanya ketika datang tapi juga saat meninggalkan gunung‎.

Perlu diketahui, Gunung Ciremai juga terkenal dengan mitos Nini Pelet. Konon, nama ini berasal dari seorang tokoh legendaris ialah Nini Pelet dari Ciremai dan Mbah Buyut Pelet dari Pajajaran.

Istilah Pelet bertujuan untuk menarik pujaan hati. Berasal dari istilah ketenaran seorang tokoh yg ilmunya sangat hebat dalam bidang percintaan.

Konon, Nini Pelet adalah jin Quraesin dari Rawa Anom Banjar Parahyangan pada zaman Prabu Selang Kuning. Sebagian berpendapat jika Dewi Quraesin ini bukan dari Rawa Anom, melainkan tinggal di kaki Gunung Ciremai.

BACA JUGA:Baik untuk Lingkungan, Ini 7 Tanaman Hias yang Meningkatkan Kelembapan Udara di Rumah

Dewi Quraesin dan Nyi Pelet itu dapat dikalahkan keilmuannya oleh Ki Buyut Mangun Tapa. Dia adalah masih keturunan Mbah Kuwu Cakrabuana atau Mbak Kuiwu Cirebon.

Konon, kitab ilmu pelet Dewi Quraesin dapat direbut oleh Ki Buyut Mangun Tapa. Kemudian kitab itu dipelajari dan disempurnakan dengan menjadi ilmu hikmah.

Karena itu, jika ada ilmu pelet Jaran Goyang sekarang ini terbagi 2 silsilah. Ada yang berasal dari Nini Pelet dan Dewi Quraesin.

Juga ada yang dari Ki Buyut Mangun Tapa. Ki Buyut Mangun Tapa dimakamkan di Singkup Kecamatan Pesawahan Kabupaten Kuningan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: