Asal Muasal Nama Goa Sunyaragi, Taman untuk Panyepi Ing Raga, Simak Penjelasannya, Oh Ternyata

Asal Muasal Nama Goa Sunyaragi, Taman untuk Panyepi Ing Raga, Simak Penjelasannya, Oh Ternyata

Asal muasal nama Goa Sunyaragi yang dulu merupakan sebuah taman kaputren.-Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Sebelum menggunakan nama Goa Sunyaragi ternyata bangunan taman yang dibangun Kesultanan Cirebon tersebut, memiliki asal muasal tersendiri dan beberapa kali mengalami perubahan.

Kepala Pemandu Goa Sunyaragi, Jajat Sudrajat menjelaskan, nama asli dari Goa Sunyaragi adalah Taman Kaputren Panyepi Ing Raga.

"Taman Kaputren berarti tempat bermain para putra putri atau keluarga kesultanan. Panyepi ing raga dalam konsep Islam adalah syiar Islam," ujar Jajat.

Islam, kata dia, memang tidak mengenal istilah bertapa, tetapi bermakna sama dengan panyepi ing raga.

BACA JUGA:Hati-hati Meletakan Sirih Gading Sebab Memiliki Racun Berbahaya Jika Termakan!

Kemudian berubah menjadi Sunyaraga yang berasal dari dua kata yakni Sunya dan Raga. Seiring berjalannya waktu menjadi Sunyiraga dan berubah lagi menjadi Sunyaragi.

Sebenarnya, menurut Jajat, Sunyaragi adalah taman kaputren pengganti setelah Taman Kaputren Nurgiri Saptarengga berubah fungsi menjadi pesarean atau pemakaman.

Perubahan ini terjadi setelah wafatnya Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Tempat itu, sekarang dikenal dengan anama Astana Gunung Sembung.

"Otomatis waktu itu Kesultanan Cirebon tidak punya lagi taman bermain untuk anak-anak," katanya.

BACA JUGA:Bisa Menarik Energi Positif dan Pembawa Hoki? Inilah 5 Jenis Tanaman Hias Bunga yang Cocok untuk Area Indoor

Kemudian untuk membangun taman kaputren baru, ditunjuk 2 orang tokoh yang dianggap mumpuni yakni seorang arsitek dan seniman.

Dari Cirebon yang ditunjuk adalah Panembahan Losari, didampingi Raden Sepat yakni arsitek keturunan Demak. Masih sepupu dari Nyi Mas Tepasari, istri Sunan Gunung Jati.

"Mereka mengunpulkan Pangeran Wisanggeni, Syekh Mahmud, Pangeran Kertasari, dan lainnya. Seraya bertanya, di mana yang layak?" kisahnya.

Dari rundingan itu, disepakati sebuah tempat yakni Segara Amparan Jati. Di Abad V sampai dengan IX tempat ini menjadi ritual mandi suci bagi masyarakat Hindu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: