Dijegal Asing! Publikasi Jurnal Situs Gunung Padang Ditarik, Ali Akbar Ungkap 3 Kejanggalan Ini
Publikasi ilmiah jurnal mengenai Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur ditarik dari peredaran.-Gunung Padang - Tangkapan Layar-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Jurnal ilmiah mengenai Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, ditarik dari publikasi Jurnal Arkeologi Internasional Archaeological Prospection, John Wiley & Sons Ltd.
Salah satu tim peneliti dan penulis yakni Arkeolog Dr Ali Akbar mengaku sangat kecewa. Dia juga menangkap ada hal janggal dalam proses pencabutan atau retracted.
Dia juga mengungkapkan kekecewaan atas kejadian tersebut, karena proses penelitian terhadap Situs Gunung Padang dilakukan puluhan tahun hingga akhirnya ditulis dalam jurnal ilmiah.
"Perasaannya tentu kecewa sekali. Sangat mengecewakan ada penarikan dari pihak jurnal tersebut," kata Ali Akbar, dikutip radarkuningan.com, Jumat, 29 Maret 2024.
BACA JUGA:Punya Segudang Manfaat, Ini Alasan Banyak Orang yang Merawat Tanaman Kuping Gajah
BACA JUGA:5 Aroma Ini yang Tidak Disukai Kucing, Bisa Bikin Pergi, Pemilik Anabul Harus Tahu
Sebagai keterangan pers sekaligus penjelasan, Ali Akbar membuat audio podcast sebagai medium untuk menyampaikan keterangan.
Dijelaskan dia, pada 19 Maret di artikel pada jurnal arkeologi Wiley dibubuhi tulisan rectracted. Tapi sebelum itu, memang ada beberapa kejanggalan.
Pertama, hanya sekitar 40 hari setelah terbit tepatnya 28 November 2023 ada berita di Nature yang ditulis Dyani Lewis.
Nature adalah publisher besar, tapi yang diangkat mengenai Gunung Padang adalah berita.
BACA JUGA:Siap Sebelum Berkendara, Ini Cara Mudah Merawat Sistem Pengereman Sepeda Motor
BACA JUGA:Update Terkini Harga iPhone 11 di Tahun 2024, Anjlok Drastis, Saatnya Beli?
"Kurang lebih judulnya menggunakan kata kontroversi: It's an Extraordinary Archeological Claim. Dianggapnya paper itu hanya klaim sepihak saja," kata Ali Akbar yang merupakan calon profesor tersebut.
Di tulisan itu, Diyani Lewis mewawancarai sebanyak 4 orang narasumber yakni Flint Diblle dari Cardiff University, Bill Farley arkeolog dari New Haven, Eileen Ernenwein arkeolog dari Tennessee State University.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: