Perjalanan Penelitian Situs Gunung Padang Mulai Riset hingga Jurnal Ditarik, Peneliti Ungkap Kejanggalan

Perjalanan Penelitian Situs Gunung Padang Mulai Riset hingga Jurnal Ditarik, Peneliti Ungkap Kejanggalan

Peneliti menyampaikan kekecewaan atas jurnal internasional Situs Gunung Padang yang ditarik dari Archeological Prospection.-Gunung Padang - Tangkapan Layar-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Peneliti Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Dr Ali Akbar menjawab adanya indikasi major error yang membuat jurnal ilmiah ditarik dari Archaeological Prospection, John Wiley & Sons Ltd.

Arkeolog Universitas Indonesia (UI), Dr Ali Akbar kecewa dengan adanya retraction atau penarik tersebut. Apalagi hanya dilandasi oleh adanya keberatan dari pihak ketiga anonim.

Perjalanan penelitian di Situs Gunung Padang pun memakan waktu tidak sebentar dan melibatkan peneliti ahli dari berbagai disiplin ilmu.

Baginya, penarikan jurnal internasional mengenai Situs Gunung Padang adalah sebuah kejanggalan dan kontroversi.

BACA JUGA:Rugi Dong Tidak Tahu! Berikut 6 Fakta Unik Tanaman Lidah Buaya yang Belum Kamu Ketahui, No 2 Pasti Tahu!

BACA JUGA:5 Jenis Tanaman Hias Indoor yang Tahan Banting dan Minim Perawatan, Cocok Buat Kamu yang Super Sibuk!

"3 tahun riset di lapangan, sangat intensif. Ada ragam disiplin ilmu, arkeologi, geofisika, petrografi, petrologi, geografi, stratigrafi, arsitek, hidrogeologi, antropoligi hingga filologi," kata Ali Akbar dalam penjelasannya, dikutip radarkuningan.com, Jumat, 29, Maret 2024.

Dijelaskan dia, saat penelitian, hampir setiap sisi dari bukit dari Gunung Padang dilakukan eskavasi. Sehingga terlihat tampilan seperti sekarang ini.

Kemudian temuan dilakukan uji carbon dating dan mineral. Prosesnya cukup panjang, disertai dengan riset lapangan untuk melengkapi data.

Selain jurnal, sebelumnya sudah diterbikan buku. Sudah ada pula publikasi berupa seminar internasional di beberapa negara seperti Amerika, Inggris, China, Korea Selatan, Jerman. Bahkan China mengundang selama 2 kali.

BACA JUGA:2 Kucing Besar Terkecil, Inilah Perbedaan Harimau Jawa dan Harimau Bali yang Sama-Sama Dinyatakan Punah

BACA JUGA:Ternyata Ini Fakta Kepunahan Harimau Jawa dan Bali, 2 Kucing Besar Endemik yang Telah Dinyatakan Punah

"Setelah itu, berusaha untuk mulai mengarah ke penerbitan jurnal internasional yakni Scopus dengan terindeks paling tinggi yakni Q1. Setelah dikirim memang terdapat berbagai tanggapan misalnya dari ruang lingkup yang dianggap tidak cocok," tuturnya.

Barulah setelah itu, kata Ali Akbar yang sempat meneliti Situs Purbakala di Gunung Tilu Kuningan, mengirimkan ke Jurnal Archeological Prospection pada 14 Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: