Perjalanan Penelitian Situs Gunung Padang Mulai Riset hingga Jurnal Ditarik, Peneliti Ungkap Kejanggalan

Perjalanan Penelitian Situs Gunung Padang Mulai Riset hingga Jurnal Ditarik, Peneliti Ungkap Kejanggalan

Peneliti menyampaikan kekecewaan atas jurnal internasional Situs Gunung Padang yang ditarik dari Archeological Prospection.-Gunung Padang - Tangkapan Layar-radarkuningan.com

Dalam proses sebelum penerbitan, jurna di-review oleh 3 orang reviewer. Hal itu terlihat dari jenis komentar dan pertanyaannya, termasuk proses perbaikan yang memakan waktu 9 bulan.

"Dilakukan revisi dan sampai akhirya diterima 15 September 2023. Formatnya disesuaikan dan dirapihkan," katanya di Audio Podcast Ali Akbar Berkabar yang ditayangkan pada Kamis malam, 28, Maret 2024.

BACA JUGA:Kolaborasi Yamaha Jabar Bersama Jago Syariah Dalam Perjalanan Ramadhan Berbagi Kebaikan

BACA JUGA:Dijegal Asing! Publikasi Jurnal Situs Gunung Padang Ditarik, Ali Akbar Ungkap 3 Kejanggalan Ini

Setelah perjalanan panjang itu, jurnal resmi terbit pada 20 Oktober 2023, di mana orang bisa melihat dan mengunduh karya ilmiah tersebut.

Judul dari jurnal ilmiah tersebut adalah: "Geo‐archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia.”

Hingga akhirnya ditarik lantaran adanya pihak ketiga anonim yang menyatakan keberatan dan berujung pada vonis major error.

Terkait vonis major error ini, salah satu yang menjadi sorotan adalah mengenai sampel tanah untuk carbon dating.

BACA JUGA:Punya Segudang Manfaat, Ini Alasan Banyak Orang yang Merawat Tanaman Kuping Gajah

BACA JUGA:5 Aroma Ini yang Tidak Disukai Kucing, Bisa Bikin Pergi, Pemilik Anabul Harus Tahu

Pihak pengelola jurnal menyatakan bahwa sampel yang menjadi rujukan carbon dating tersebut tidak tepat digunakan.

Padahal, kata Ali Akbar, penelitian ini menggunakan berbagai disiplin ilmu. Alat geofisika menunjukkan anomali di dalam tanah. Temuan lantas dikonfirmasi, sehingga dilakukan pengeboran dan ditemukan lapisan-lapisan.

"Ketemu lapisan tanah, lapisan batuan. Strukturnya adalah batu, tanah, batu dan begitu selanjutnya," kata Ali Akbar.

Dari hasil pengeboran yang menggunakan selongsong itu, lantas dicek sampel tanah dan apapun yang ada di bor tersebut. Sehingga terlihat lapisan kebudayaan yang dimaksud.

BACA JUGA:Siap Sebelum Berkendara, Ini Cara Mudah Merawat Sistem Pengereman Sepeda Motor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: