Mengulik Akar Sejarah Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia

Mengulik Akar Sejarah Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia

Sejarah Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia-terminalterpadupulogebang-Radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Mudik merupakan tradisi tahunan yang selalu mewarnai momen Hari Raya Idul Fitri di Indonesia.

Tradisi yang sudah sangat mengakar ini menyimpan sejarah panjang dan makna hidup yang mendalam.

Tradisi tahunan yang selalu dilakukan oleh sebagian orang ini tidak hanya sekedar perjalanan pulang kampung dari satu tempat ke tempat asal. Namun lebih jauh dari itu, mudik sarat dengan makna kekerabatan, eksistensi, primordial dan dorongan transformatif.

Akar Kata dan Sejarah Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia

Kata 'Mudik' berasal dari Bahasa Melayu 'Udik' yang berarti hulu atau ujung.

BACA JUGA:Tradisi Mudik Saat Lebaran, Lebih dari Sekedar Pulang Kampung

BACA JUGA:Tips Perjalanan Mudik Lebaran 2024, Apa Saja yang Harus Dilakukan dan Dihindari?

Kata ini merujuk pada kebiasaan masyarakat Melayu di hulu sungai yang melakukan perjalanan ke hilir untuk bertemu kerabat dan saudara.

Dikutip dari Jurnal Sigi Ilmu Pemerintahan dengan artikel berjudul Fenomena Mudik di Tengah Pandemi Covid oleh Intan Rachminan Koho, dikatakan bahwa tradisi mudik lebaran di Indonesia sudah dan akan selalu berlangsung dalam kehidupan sosial budaya masyarakat kita.

Terkait dengan akar sejarah tradisi mudik lebaran di Indonesia, beberapa ahli sejarah atau sejarawan berbeda pandangan.

Dikatakan bahwa tradisi mudik ke kampung halaman di Indonesia ini sudah ada sejak zaman kerajaan. Di mana saat itu tradisi perjalanan fisik dari satu tempat ke tempat asal ini merupakan tradisi yang selalu mewarnai kalangan petani Jawa.

BACA JUGA:Mau Mudik ke Kuningan? Cek Jadwal Ganjil Genap Tol Jakarta Cikampek Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024, Catat T

BACA JUGA:5 Rekomendasi Villa di Kuningan Jawa Barat yang Murah, Cocok untuk Libur Lebaran

Adapun pandangan ahli lain menyebutkan bahwa fenomena hilir fenomena mudik baru muncul sekitar tahun 1950-an. Di mana saat itu ibu kota Indonesia baru saja pindah kembali ke Jakarta dan menjadi satu-satunya kota besar di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: