Kisah Potongan Kepala Harimau Jawa Gunung Ciremai, Diawetkan dengan Garam, Dipakai Bermain Anak-anak

Kisah Potongan Kepala Harimau Jawa Gunung Ciremai, Diawetkan dengan Garam, Dipakai Bermain Anak-anak

Spesimen kepala harimau jawa dari Gunung Ciremai. -Peduli Karnivor Jawa for-radarkuningan.com

BACA JUGA:Tolak Sultan Sepuh Luqman Zulkaedin, Makam Sunan Gunung Jati Digembok, Ini 9 Pintu yang Harus Dilewati

Dia memberikan contoh opsetan harimau Sumatera. Hewan ini dia jumpai di rumah dinas Bupati Temanggung, Jawa Tengah pada tahun 2001. Hewan ini tampak utuh dan bagus.

Didi juga menyontohkan ada kolektor kulit harimau Jawa yang tinggal di Jember, Jawa Timur. Harimau itu mati ditembak pada tahun 1957. Berasal dari habitatnya di Kendeng Lembu. 

Setelah ditunjukkan foto harimau tersebut, dia pun bertanya, apakah masih ada sisa dari hewan yang telah dinyatakan punah tersebut? Si empunya foto pun mengakui jika sisanya masih ada. Hanya saja opsetannya tidak bagus.

Dijelaskan, sejak tahun 1970-an rambutnya banyak yang rontok. Kemudian opsetan itu disimpan di gudang. Pada tahun 1980-an banyak dimakan serangga.

BACA JUGA:Berikut 4 Tips Memelihara Kucing walau Alergi Kucing, Catlovers Pengidap Alergi Anabul Full Senyum

Kemudian pada 1990-an, opsetan itu dimusnahkan dengan dibakar dan dibuang di halaman belakang rumah sang kolektor. Sementara Didi berkunjung ke rumah kolektor tadi pada tahun 1999.

Kembali ke opsetan milik warga Kuningan tadi, merasa aman Didi pun memegang dan mengambil sedikit rambut.

Tujuannya untuk dianalisis menggunakan mikroskup cahaya, agar menjadi ‘rambut pandu harimau jawa’ jikalau nanti ditemukan rambut dari hutan. 

Berbagai pose kepala opsetan harimau Jawa itu diabadikan. Dari kepala secara utuh, pola loreng tersisa di jidat, pipi samping kiri, dagu bawah, bekas surai dan landasan kumis.

BACA JUGA:Kenapa Memelihara Kucing Membuat Kita Bahagia? Ini 6 Manfaatnya untuk Kesehatan Mental

Cara itu dilakukan untuk membantu agar  bisa mendeskripsikan penampakan fisik harimau Jawa dari Gunung Ciremai tersebut. 

Ketika mengambil gambar bagian landasan kumis, diketahui sisa kumis sepanjang 1 cm ada 2 helai. Hal ini cukup untuk memberikan gambaran tentang model dan warna kumis binatang ini.

Dulu, menurut informasi si pemilik rumah, potongan kepala itu sering digunakan anak-anak untuk bermain dengan teman-temannya. Potongan binatang buas itu digunakan untuk sekadar bergurau dan menakut-nakuti ala anak-anak.

Padahal, “mainan” tersebut merupakan sumber pengetahuan sangat penting. Tapi ternyata bagi masyarakat setempat, merupakan hal yang biasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: