Kisah Potongan Kepala Harimau Jawa Gunung Ciremai, Diawetkan dengan Garam, Dipakai Bermain Anak-anak
Spesimen kepala harimau jawa dari Gunung Ciremai. -Peduli Karnivor Jawa for-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Banyak cerita tentang potongan kepala harimau Jawa dari Gunung Ciremai yang disimpan di salah satu rumah warga Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Di antaranya, potongan kepala Panthera tigris sondaica ini, diawetkan hanya menggunakan garam krosok. Selain itu, dulu sering dijadikan alat permainan anak-anak pemilik spesimen tersebut.
Soal cerita tentang spesimen hewan yang telah dinyatakan punah tersebut diungkap oleh Didik Raharyono. Dia adalah aktivis lingkungan dari komunitas Peduli Karnivor Jawa (PKJ).
Seperti telah diberitakan sebelumnya, Didi dan para aktivis lingkungan dari Petakala Grage (PG) ini pernah “menemukan” spesimen potongan kepala harimau Jawa.
BACA JUGA:Selain Mengatasi Diare, Ini 6 Manfaat Tersembunyi Daun Jambu Biji Bagi Kesehatan, Apa Saja?
Spesimen tersebut disimpan di salah satu rumah milik warga Kuningan Jawa Barat. Sang pemilik pun kepada Didi dan kawan-kawan sangat terbuka dan menjelaskan soal sisa binatang yang pernah hidup di kawasan Gunung Ciremai tersebut.
Ketika ditunjukkan dari sang pemilik spesimen, mulanya agak ragu untuk memegangnya. Biasanya pengopset satwa secara tradisional itu menggunakan Arsenik. Selain formalin dan alkohol.
Ketika ditanya opsetan ini diawetkan dengan apa, si pemilik rumah itu hanya tersenyum. Sejurus kemudian menjelaskan kalau pengopsetan waktu itu hanya menggunakan garam krosok.
Caranya sangat sederhana. Setelah disiram garam krosok, kemudian dijemur terbalik di sinar matahari. Kulit bagian dalam dipampang langsung, sedang bagian berambut tidak terpapar sinar matahari.
BACA JUGA:ASYIK! Maskapai Scoot Bakal Buka Rute Bandara Kertajati - Singapura, Tunggu Tanggal Mainnya
Keterangan dari si pemilik ini, oleh Didi dibuktikan dengan kenyataan. Di antaranya beberapa bagian rambut telah lepas. Bahkan bagian atas daun telinga kiri telah robek dimakan tikus.
Dengan tanda-tanda itu, Didi yakin jika pengawetan opsetan ini memang menggunakan garam, tidak menggunakan racun arsenik.
Sifat garam yang hipertonis dan hygroscopis jelas bisa mempercepat terhisapnya kandungan air di tingkat seluler. Karena itu, garam biasanya dijadikan bahan pengawet tradisional.
Bila menggunakan arsenik, opsetan tampak utuh, mulus dan tidak cacat rambutnya. Karena serangga pemakan rambut akan mati jika melakukan kontak dengan arsenik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: