Punden Berundak Sagarahiang - Situs Batu Naga Kuningan Dikaji untuk Jadi Situs Cagar Budaya

Punden Berundak Sagarahiang - Situs Batu Naga Kuningan Dikaji untuk Jadi Situs Cagar Budaya

Situs Batu Naga di Desa Jabranti menjadi salah satu objek yang diteliti untuk dijadikan Situs Cagar Budaya di Kabupaten Kuningan.-Foto Kiri: Dr Ali Akbar, Ilustrasi (Kanan): Bintang Megakusuma-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Sebanyak 15 situs di Kabupaten Kuningan termasuk Punden Berundak Sagarahiang dan Situs Batu Naga, sedang dikaji untuk dinaikan statusnya menjadi Situs Cagar Budaya.

Saat ini, 15 situs peninggalan megalitikum ataupun zaman kerajaan, masih dalam status diduga cagar budaya.

Sehingga upaya pelestarian masih sangat terbatas dan tidak bisa dikembangkan lebih lanjut.

Penjabat Bupati Kuningan, R Iip Hidajat mengatakan, dari penelitian awal, objek benda, struktur hingga lokasi, sudah memenuhi unsur sebagai cagar budaya.

BACA JUGA:Banyak Manfaatnya, Ini Dia 5 Manfaat Menanam Tanaman Lidah Mertua di Rumah

Namun, penelitian ini masih perlu dilanjutkan agar benar-benar ditetapkan sebagai benda cagar budaya dan upaya pelestarian bisa dilaksanakan.

"Kalau sudah status cagar budaya, nantinya akses anggaran bisa didapat dari provinsi, pemerintah pusat termasuk dari luar negeri. Ini akan memudahkan upaya pelestarian," kata Iip.

Pj Bupati Kuningan mengungkapkan, 15 objek diduga situs cagar budaya tersebut adalah Pendopo Kuningan, Situs Batu Naga, Makam Arya Kemuning, Situs Ayam, Situs Lingga Cikahuripan, Gedung Sjahrir Linggarjati.

Gedung Graha Wangi, Kutatingkem Jabranti, Paseban Cigugur, Arca Mandini Sagarhiang, Gedung SMPN 1 Kuningan, Kawedanan Ciawigebang, Goa Indrakila Karangkancana, Ramajaksa atau Makam Adipati Ewangga, Punden Berundan Sagarahiang.

BACA JUGA:Serunya Berlibur ke Curug Cipeuteuy Sindangwangi Majalengka, Destinasi yang Harus Dikunjungi!

Selain mengarah kepada upaya pelestarian, Pj Bupati Kuningan berharap agar benda cagar budaya tersebut dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah.

Apalagi peninggalan tersebut tidak ternilai harganya, mengingat sebagian besar berasal dari zaman megalitikum atau batu besar.

Tidak menutup kemungkinan bahkan dilakukan eskavasi lebih lanjut agar mendapatkan temuan yang komprehensif.

"Nanti salah satunya kita ingin ini bisa menjadi tujuan wisata. Jadi adanya objek itu, bisa bermanfaat besar untuk masyarakat. Tetapi tidak kalah penting adalah pelestarian objek yang diduga cagar budaya ini," bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: