Harga Telur Pecahkan Rekor, Tembus Hingga Rp35.000, Pedagang dan Pembeli Sama-sama Pusing

Harga Telur Pecahkan Rekor, Tembus Hingga Rp35.000, Pedagang dan Pembeli Sama-sama Pusing

Baru pertama kali dalam sejarah, harga telur ayam negeri di pasaran melonjak hingga mencapai Rp 33.000 per kilogram. (Muhammad Taufik) --

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Baru pertama kali dalam sejarah, harga telur ayam negeri di pasaran melonjak hingga mencapai Rp 33.000 per kilogram.

Kenaikan harga telur ini terpantau merata di seluruh pasar tradisional di Kabupaten Kuningan. Bahkan di tingkat pengecer harganya bisa lebih tinggi lagi hingga mencapai Rp 34.000 bahkan Rp 35.000 per kilogram.

BACA JUGA:Kata Gubernur Ridwan Kamil: 2023 dan 2024 Tahun Ngaspal Jalan, Kelar Bulan Juli

BACA JUGA:BSI: Data & Dana Aman, Nasabah dapat Bertransaksi secara Aman

Terang saja kondisi ini membuat pedagang dan pembeli sama-sama pusing. Dengan sangat terpaksa para pedagang menaikkan harga jual.

"Waktu menjelang Lebaran harga telur masih di kisaran Rp 28.000, tapi sekarang melonjak jadi Rp 33.000 per kilogram. Saya tidak tahu apa penyebabnya, yang jelas pasokan dari bandar terbatas dan modalnya pun naik," ungkap Nunu salah satu pedagang telur di Kuningan.

Nunu mengatakan, harga telur ayam negeri mencapai Rp 33.000 adalah yang pertama kali terjadi dalam sejarah.
 
 
 
Sebelumnya, kata dia, harga telur tertinggi pernah terjadi pada tahun 2022 hingga mencapai Rp32.000, namun dalam beberapa hari kemudian berangsur turun kembali.

"Mudah-mudahan harga telur Rp 33.000 kali ini tidak lama juga. Kalau pasokan dari bandar sudah lancar lagi, harga pun akan langsung turun," ujar Nunu.
 
Eha, salah seorang pembeli mengaku pusing dengan naiknya harga telur. Padahal dia kulakan untuk dijual lagi di warung miliknya yang berada di desa.
 
Dengan harga beli yang naik, Eha terpaksa menaikkan harga jual telur ke pembeli yang datang ke warungnya. "Harga telur naik berarti nambah modal. Sedangkan ngejualnya juga bingung kalau mahal-mahal," ucap Eha.
 
 

Sementara itu petugas pemantau harga dari Diskopdagperin Kabupaten Kuningan Arisman menduga kenaikan harga telur beberapa kali pernah terjadi setiap kali usai Lebaran.
 
Ini, kata Arisman, disebabkan karena banyak peternak yang mengafkir ayam petelur pada saat menjelang Lebaran kemarin, dan saat ini kandang diisi oleh ayam petelur baru.

"Biasanya peternakan setelah Lebaran seperti sekarang diisi ayam baru yang masih belajar bertelur. Sehingga produksi telur pun praktis belum maksimal. Akibatnya stok telur terbatas yang berakibat harga jadi naik," ujar Arisman.
 
 

Arisman pun memprediksi kondisi harga telur ayam dalam waktu dekat akan kembali turun. Yakni di saat produksi telur sudah kembali normal.

"Mudah-mudahan dalam waktu sepekan ke depan produksi telur bisa kembali normal, sehingga harga pun bisa kembali turun," ujarnya.

Pantauan Radar, selain komoditas telur kenaikan harga juga terjadi pada beberapa bahan kebutuhan masyarakat lainnya. Seperti daging ayam dan sejumlah sayuran. Harga daging ayam saat ini mencapai Rp 37.000 dari harga normal Rp 32.000 dan daging sapi masih Rp 130.000 dari normal Rp 120.000 per kilogram. 
 
 
 
Sementara untuk sayuran, kenaikan harga masih terjadi pada komoditi cabai merah yang sudah mencapai Rp 45.000 dan cabai rawit Rp 30.000. Kemudian bawang merah Rp 45.000 dari normal di kisaran Rp 27.000, dan bawang putih Rp 35.000.
 
Sayuran lain yang harganya ikut naik yakni tomat dari harga Rp 7.000 kini sudah mencapai Rp 12.000. Sedangkan untuk harga bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng dan gula pasir masih normal. (Taufik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: