Terkena DBD, Bandorasa Wetan Langsung Difogging

Terkena DBD, Bandorasa Wetan Langsung Difogging

Fogging desa bandorasa wetan. (Muhammad Taufik)--

Radarkuningan.com, KUNINGAN- Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan melakukan pengasapan atau fogging pemukiman warga di Desa Bandorasawetan. Tercatat ada empat setelah warga terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD), Senin pagi 19 September 2022.  

Berdasarkan pantauan, pengasapan dilakukan di dua lokasi yaitu Dusun Wage, Manis dan Pahing yang terdeteksi ada warga yang terkena DBD. Pengasapan dilakukan terhadap setiap rumah warga, selokan, kebun, hingga musala yang terindikasi banyak terdapat sarang nyamuk aedes aegypti. 

BACA JUGA:Waah... Terminal Sub Wisata Bakal Diguyur Puluhan Miliar

Kegitan fogging oleh petugas dari Dinkes Kuningan tersebut disaksikan langsung oleh aparat Desa Bandorasa Wetan dan petugas kesehatan dari Puskesmas setempat.

Warga tampak antusias menyambut kehadiran petugas fogging tersebut dengan senang hati. Mereka takut menjadi salah satu yang terjangkit penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti tersebut.

BACA JUGA:Ngaku Dibegal, Eh Ternyata Bohongin Polisi

"Sudah ada 4 warga kami yang terkena DBD, yang paling banyak di Dusun Manis ada dua orang, di Pahing serta Wage ada satu. Atas kondisi ini kami meminta bantuan Dinkes untuk melakukan fogging dengan harapan tidak ada lagi kasus DBD di desa kami," ungkap Didi, warga blok tersebut. 

Didi menyadari, kegiatan fogging ini bukan solusi akhir penanganan DBD karena hanya mematikan nyamuk dewasa saja. Oleh karena itu, pihaknya pun akan semakin menggiatkan kembali peran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing

BACA JUGA:Klub Motor Sepakat Anti Knalpot Bising

Sementara itu salah satu warga Dusun Pon bernama Elly mengaku senang dengan adanya kegiatan fogging tersebut. Pasalnya beberapa tetangganya yang terkena DBD, sehingga dengan kegiatan fogging tersebut membuat nyamuk aedes aegypti di wilayah tersebut mati dan tak ada lagi kasus DBD.

"Mudah-mudahan setelah difogging tidak ada lagi kasus DBD di desa kami. Karena kalau kena DBD terus harus dirawat di rumah sakit kan ngeri, apalagi sekarang wabah Covid-19 belum selesai," ujar Elly. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: