Tekan Pemakaian Gas, Tungku Kayu Bakar Jadi Pilihan Warga

Tekan Pemakaian Gas, Tungku Kayu Bakar Jadi Pilihan Warga

Tungku kayu bakar (agus sugiharto)--

Radarkuningan.com, KUNINGAN- Kreativitas warga ini layak diacungi jempol. Di tengah kenaikan harga BBM, warga berusaha melakukan inovasi untuk mempermudah aktivitas di dapur. Jika biasanya mereka menggunkan gas subsidi untuk keperluan sehari-hari, kini mulai beralih memakai tungku bakar.

Meski baru sebatas coba-coba, namun hasilnya cukup memuaskan. Biaya produksi memakai tungku bakar ternyata lebih murah dibanding gas elpiji. Begitu juga biaya pembuatan tungku dan penyediaan kayu bakar terjangkau kantong masyarakat berpendapatan minim.

BACA JUGA:Menko Airlangga Tegaskan Konversi Kompor Tiga Kg ke Listrik Tidak Tahun Ini

Hal ini diakui Ami, ibu rumah tangga di Desa Bandorasawetan, Kecamatan Cilimus. Dia mencoba memakai tungku kayu bakar setelah suaminya membuat tungku dari bahan sederhana di belakang rumahnya. Berbekal beberapa buah batu dan semen, proses pembuatan tungku berukuran sedang dilakukannya. Selain menyiapkan tungku, dia juga mengumpulkan kayu bakar dari beberapa tetangga dan juga bekas bongkaran bangunan. Hasilnya cukup lumayan untuk kebutuhan beberapa hari.

Menurut Ami, tungku buatan suaminya didesain untuk memasak barang baku berupa  dagangan dengan durasi yang cukup lama. Sekali memasak diperlukan 1,5 jam hingga 2 jam, tergantung jenis barang yang dimasak.

BACA JUGA:Fraksi Gerindra Kompak Absen Pada Penetapan APBD Perubahan 2022

"Buat tungkunya sih gampang. Tinggal menyediakan bahan baku seperti batu, semen kemudian diadon atau dibuat plester. Semua tungku tertutup bahan plester. Ya paling dua jam bikinnya. Enggak lama. Setelah jadi baru digunakan untuk memasak," ujarnya, Sabtu, 24 September 2022.

Dari hasil uji coba, pemakaian kayu bakar untuk tungku relatif lebih irit selama durasi memasak sekitar 2 jam. Padahal jika menggunakan gas elpiji, dibutuhkan waktu 2,5 jam sampai 3 jam untuk memasak bahan baku jenis yang sama. Dengan lebih irit, maka pengeluaran untuk membeli gas juga bisa ditekan dan dialihkan ke kebutuhan lainnya.

BACA JUGA:Warga Miskin Terima Paket Sembako

"Lebih irit kok penggunaannya. Pengeluaran juga bisa ditekan. Kalau terus mengandalkan gas elpiji 3 kilogram, biaya yang dikeluarkan lebih besar. Apalagi pedagang seperti saya ini yang setiap hari memasak," tuturnya.

Suami Ami, Muhammad menyatakan, awalnya tungku kayu bakar yang dibuatnya dikarenakan iseng. Saat itu dia melihat banyak kayu bakar yang dibuang sembarangan oleh warga dan tetangganya. Kemudian terpikir untuk memanfaatkan kayu tersebut guna keperluan memasak dagangan istrinya.

BACA JUGA:Akibat Kebakaran, Pemilik Pabrik Pengolahan Kayu Rugi Ratusan Juta

Ditambah lagi halaman belakang rumahnya cukup luas dan bisa dipakai membuat tungku. "Awalnya iseng buat tungku. Pas lihat banyak kayu bakar, akhirnya dikumpulkan. Baru kemudian bikin tungkunya. Dua jam bikin tungkunya," katanya.

Hanya saja Muhammad mengaku tidak tahu apakah tungku kayu bakar ini akan terus dipakai atau tidak. Sebab, bahan baku yang digunakan terkadang mudah ditemukan namun juga sering sulit. Dia hanya menyiapkan tungku guna berjaga-jaga jika kesulitan memperoleh gas bersubsidi bisa menggunakan tungku di belakang rumahnya.

"Kalau untuk permanen, saya kurang yakin  karena sulitnya bahan baku. Sekarang yang penting saya bisa memanfaatkan kayu bakar yang ada untuk memasak memakai tungku. Alhamdulillah, hasilnya juga cukup memuaskan," ungkapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: