Dulu Punya Lahan Luas, Sekarang Buka Usaha di Tanah Orang

Dulu Punya Lahan Luas, Sekarang Buka Usaha di Tanah Orang

Miskab Alias Jamsani terpaksa membuka warung dengan menumpang di tanah orang lain, padahal dulunya tanah tersebut milik orangtuanya namun dijual. (Agus Sugiarto)--

Radarkuningan.com, KUNINGAN- Dampak dari beroperasinya jalan lingkar timur adalah melambungnya harga tanah. Padahal sebelum jalan itu ada, harga tanah terbilang murah per batanya. Apalagi jika tanah itu berupa tegalan dan posisinya berada di perbukitan. Dijamin harganya murah. 

Tapi itu dulu. Sekarang jangan ditanya. Ditambah lagi banyaknya orang kaya dari luar Kuningan mengincar lahan lahan terutama yang berada di pinggir jalan. Pasca jalintim diresmikan, oleh Bupati Acep Purnama, harga tanah di sepanjang ruas jalan tersebut per batanya naik gila gilaan. 
 
 
Ini diakui oleh Miskab alias Jamsani, warga Karangmangu, Kecamatan Kramatmulya, Kuningan. Miskab menuturkan, kenaikan harga tanah sudah terasa ketika pembangunan jalan lingkar timur baru pada tahap perencanaan.
 
Jika dulu lahan di Karangmangu terutama yang sekarang menjadi jalan lingkar harganya berkisar Rp300 ribu per bata, sekarang bisa mencapai jutaan rupiah. Bahkan harga pasaran tanah yang berada di sisi jalan lingkar menyentuh angka Rp15 juta per bata.
 
Miskab menunjuk sebidang tanah yang agak menjorok ke dalam mau dijual pemiliknya. Kendati berada sedikit ke dalam, namun harga yang ditawarkan membuat calon pembeli geleng geleng kepala.
 
 
"Itu ada sebidang tanah yang mau dijual pemiliknya karena ingin beli rumah. Pemilik tanah mau melepasnya dengan harga Rp15 juta per bata. Memang tanahnya lebih rendah dari badan jalan. Kalau bapak berniat membeli, saya bisa menghubungi pemiliknya. Harganya ya segitu," ujar Miskab sembari menunjuk lahan yang di atasnya ada rumpun bambu.
 
Miskab juga bilang bahwa harga tanah bervariasi tergantung lokasinya. Semakin jauh dari badan jalan, maka harga tanah tersebut  juga lebih murah.
 
"Ada sih yang satu juta, tiga juta, lima juta  per bata, tapi ya itu lokasinya sangat jauh dari jalan dan tidak ada akses masuk untuk kendaraan. Sekarang tanah tanah di sini diincar orang Jakarta. Katanya sih buat gudang dan pabrik," ungkap Miskab, Jumat 13 Januari 2023.
 
 
Lelaki yang mangaku berisia 83 tahun itu mengaku tanah yang sekarang dijadikan warung kopi dulunya adalah milik orang tuanya. Namun kemudian dijual karena kebutuhan ekonomi. Penjualan itu berlangsung di tahun 70 an.
 
"Tanah orang tua saya cukup luas dan berada dalam satu hamparan. Tapi sekarang milik orang lain karena sudah dijual semuanya," tutur Miskab.
 
Selain naiknya harga tanah, di sepanjang ruas Jalintim bermunculan warung warung. Ada yang permanen, tapi tidak sedikit yang semi permanen. Mayoritas warung warung itu menyediakan kopi seduh makanan ringan. Malahan ada yang sengaja mangkal menjajakan kopi seduh dan jenis minuman instan lainnya menggunakan motor. 
 
 
Diperkirakan, lima tahun ke depan ruas jalan ini bakal dipadati bangunan baru karena letaknya strategis. Yakni menghubungkan kota Kuningan dengan Sampora yang berada di perbatasan kabupaten.
 
 "Sekarang banyak berdiri warung warung. Di Desa Sangkanmulya, Cigandamekar saja banyak warung baru. Mereka biasanya nyewa lahan ke pemdes karena tanah bengkok," kata Wili, warga Sangkanmulya.  (Agus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: