Motif Sakit Hati, Jadi Alasan Pembunuhan Nenek Ai di Perum Puri Asri

Motif Sakit Hati, Jadi Alasan Pembunuhan Nenek Ai di Perum Puri Asri

Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian dalam gelar ekspose kasus pembunuhan Nenek Ai dengan pelaku berinisial AR (22) warga Kelurahan Purwawinangun, Kecamatan Kuningan. (Muhammad Taufik)--

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Polisi mengungkap motif dibalik pembunuhan Nenek Ai Triesnawati (65) di Perum Puri Asri, Kelurahan Ciporang, Kecamatan Kuningan, pada bulan puasa lalu diduga karena sakit hati pelaku.
 
Pelaku berinisial AR (22) warga Purwawinangun, Kecamatan Kuningan, mengakui sebagai pelaku pembunuhan Nenek Ai yang masih ada hubungan keluarga tersebut. 
 
 
Tersangka AR mengaku tega menghabisi nyawa nenek sebatang kara tersebut karena merasa sakit hati atas ucapan kasar korban. Kejadian pembunuhan tersebut terjadi pada tanggal 10 April atau sepekan sebelum jenazah Nenek Ai ditemukan.
 
Saat itu pelaku datang ke rumah korban dengan mengendarai motor untuk suatu keperluan hingga terjadi pertengkaran yang berujung lontaran kata kasar terucap dari mulut korban. 

"Pelaku yang tidak terima dengan perkataan korban kemudian melawan hingga melakukan penyerangan dan penganiayaan hingga menyebabkan Nenek Ai meninggal dunia," papar Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian.
 

Kapolres menerangkan, peristiwa pembunuhan tersebut terjadi pada tanggal 10 April atau sepekan sebelum jenazah Nenek Ai ditemukan. Saat itu pelaku datang ke rumah korban dengan mengendarai motor untuk suatu keperluan.
 
Hingga terjadi pertengkaran yang berujung lontaran kata kasar terucap dari mulut korban. 
 
"Pelaku yang tidak terima dengan perkataan korban kemudian melawan hingga melakukan penyerangan dan penganiayaan hingga menyebabkan Nenek Ai meninggal dunia," ungkap Willy kepada awak media.
 
BACA JUGA:Cegah Kemacetan di Jalan Nasional, KBO Lantas Polres Kuningan Ikut Atur Lalin

Willy melanjutkan, pelaku AR setelah menghabisi korban sempat membersihkan darah yang bercecer di lantai dengan menggunakan lap pel kemudian menutup gorden. Setelah itu pelaku kabur dengan membawa mobil Daihatsu Zebra warna biru milik korban beserta satu unit handphone.

"Pelaku sempat membawa mobil milik korban ke Cirebon dan meninggalkannya di daerah Dukupuntang, dan sempat membalas chat yang masuk ke handphone korban. Ini diduga menjadi cara pelaku untuk mengelabui orang-orang agar menyangka kalau Nenek Ai masih hidup," ujar Willy didampingi Kasat Reskrim Iptu Anggi Eko Prasetyo.
 
BACA JUGA:Didominasi Kendaraan Luar Kota, Ribuan Wisatawan Nikmati Alam Kuningan

Selama tujuh hari pelarian tersebut, lanjut Willy, ternyata pelaku tidak sempat kembali ke TKP untuk mengambil motor Yamaha Xeon yang terparkir di depan rumah korban.
 
Hingga akhirnya, kematian Nenek Ai pun terkuak. Ini setelah polisi mendapat laporan dari warga yang curiga dengan bau busuk yang keluar dari rumah korban. Dan motor Yamaha Xeon berpelat D tersebut menjadi petunjuk pihak penyidik mengungkap kasus ini.
 

"Hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, tepatnya sekitar delapan jam setelah laporan temu mayat pada tanggal 17 April kami berhasil meringkus pelaku di wilayah Kuningan. Kami telah mengamankan beberapa barang bukti seperti mobil korban dan motor pelaku, handphone korban dan sebilah pisau yang digunakan pelaku menghabisi korban," ujarnya.

Willy membenarkan, pelaku yang masih berusia 22 tahun saat ini berstatus sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Kuningan. Atas perbuatan sadis tersebut, pelaku dijerat dengan Pasal 340 jo 338 KUHPidana tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman mati. (Taufik)
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: