Macan Tutul Masih Banyak Dijumpai di Kuningan, Salah Satu Lokasinya di Bukit Sarongge

BACA JUGA:6 Cara Merawat Tanaman Janda Bolong, yang Cocok Untuk Dekorasi Rumah Modern!

Sebenarnya penelitian tersebut sudah dilakukan 7 tahun lalu. Tepatnya pada bulan Oktober sampai Desember 2016. Dengan lokasi kawasan Bukit Sarongge. Metode  penelitian yang digunakan adalah transek garis dan analisis vegetasi. 

Ada 5 jenis mamalia besar yang ditemukan di kawasan tersebut. Ada babi hutan (Sus Scrofa), kijang (Muntiacus Muntjak), lutung jawa (Trachypithecus Auratus), macan tutul (Panthera Pardus), surili (Presbytis Comata). 

Dari hasil penelitian juga menunjukan bahwa tingkat keanekaragaman jenis mamalia besar termasuk kriteria sedang. Sedangkan nilai kemerataan jenis menunjukan bahwa tingkat komunitas dalam keadaan yang cukup merata. 

Sementara untuk jenis tumbuhan yang paling mendominasi pada tingkat semai, pancang, tiang, pohon yaitu jenis mahoni (Swittenia Mahagoni). 

BACA JUGA:Apakah Bisa Tanaman Sirih Gading Diletakan di Dalam Rumah?

Di kawasan hutan Perhutani KPH Kuningan, memang masih banyak ditemui satwa langka. Antara lain, nacan kumbang atau tutul (Panthera Pardus), Surili (Presbytis Comata), dan Elang Jawa (Spyzaetus Bartelsi). 

Selain itu juga masi banyak jenis  satwa lainnya. Antara  adalah Lutung (Presbytis Cristata), Kijang (Muntiacus Muntjak), Kera Ekor Panjang (Macaca Fascicularis), Ular Sanca (Phyton Molurus) dan Meong Congkok (Felis Bengalensis).

Juga masih ada Elang Hitam (Ictinaetus Malayensis), Ekek Kiling (Cissa Thalassina), Sepah Madu (Perictorus Miniatus), Walik (Ptilinopuscinctus), Anis (Zoothera Citrina) dan berbagai jenis burung berkicau lainnya.

Di KPH Kuningan juga ditemukan sekitar 20 jenis burung sebaran terbatas. Termasuk di dalamnya terdapat 2 jenis burung terancam punah yaitu Cica Matahari (Crocias Albonotatus) dan Poksai Kuda (Garrulax Rufrifons).

BACA JUGA:Apakah Tanaman Sirih Gading Pembawa Sial, Padahal Banyak Manfaatnya, Mitos atau Fakta?

Juga ada 2 jenis burung status rentan. Yakni,  Ciung Mungkal Jawa (Cochoa Azurea) dan Celepuk Jawa (Otus anggelinae). (*)

Sumber: