Sejarah Desa Garatengah yang Kini Dibelah Jalan Baru Kuningan, Dulu Ada Kerajaan Keinderaan

BACA JUGA:5 Rekomendasi Mobil Bekas Murah dan Irit BBM! Semuanya Dibawah 100 Juta!

Sedangkan kakaknya yakni Sang Karung Kala yang senang berburu dengan jerat, tinggal di Desa Gunung Karung, Kecamatan Cibingbin dan anak pertama yakni Sang Mungkuhan yang mempelajari Ilmu Nitisassmita menetap di Desa karangmangu, Kecamatan Kramatmulya.

Kembali ke cerita sejarah Desa Garatengah dan Sang Kantong Maralah. Sosok pemimpin ini, dikenal hobi memelihara unggas yakni ayam dan burung putuh untuk dipertandingkan.

Di kerajaan itu, dibangun kandang dan arena pertandingan. Hal ini, membuat Kerajaan Nagara Tengah kemudian terkenal.

Di daerah itu, kemudian ada Bukit Kandang Puyuh. Di sana juga terdapat Situs Batu Tilu yang sampai sekarang masih ada.

BACA JUGA:Misterius dan Lucu! Ini 7 Cara Kucing Menunjukan Kasih Sayang pada Pemiliknya, yang Perlu Kamu Ketahui

Besar kemungkinan Situs Batu Tilu ini, digunakan oleh Sang Kantong Maralah untuk mengenang Kerajaan Keinderaan dan kakek buyutnya yakni Resi Guru Manik Maya yang tinggal di Gunung Tilu.

Setelah era kerajaan berakhir, Desa Garatengah sendiri diduga baru berdiri sekitar tahun 1799 M dengan jumlah penduduk sekitar 63 orang.

Dulunya bernama Desa Cigara Menak karena bekas Kerajaan Negara Tengah itu, meliputi Desa Ciniru, Desa Garatengah dan Desa Padamenak.

Nama Desa Cigara Menak digunakan dalam 2 kali pemerintahan yakni kuwu pertama dan kuwu kedua. Sedangkan pada pemerintahan kueu ketiga diganti, karena ada pemekaran Desa Ciniru, Desa Garatengah dan Desa Padamenak.

BACA JUGA:5 Cara Untuk Mengurangi Aroma Busuk Kotak Pasir atau Litter Box, yang Wajib diketahui Pemilik Kucing!

Pada era kuwu ketiga juga dilakukan pembagian wilayah kampung untuk memudahkan urusan pemerintahan.

Pembagian kampung itu, mencakui Blok Dayeuh yang bernama Dusun I, Blok Ginorong atau Dusun II dan Blok Babakan atau Dusun III.

Nah itulah Sejarah Desa Garatengah, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan yang berdasarkan dari cerita tutur masyarakat. Tentunya ada banyak versi terkait dengan sumber penamaan ini.

Sumber: