Gempa Bawean Diduga Sesar Muria, Tanda Patahan Tua Pulau Jawa Masih Aktif?

Gempa Bawean Diduga Sesar Muria, Tanda Patahan Tua Pulau Jawa Masih Aktif?

Gempa Bawean diduga berasal dari aktivitas sesar aktif Pulau Jawa yakni Sesar Muria.-Daryono/BMKG-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Gempa yang berpusat di Pulau Bawean, Laut Jawa, Provinsi Jawa Timur menjadi indikasi bahwa Sesar tua di Pulau Jawa masih aktif, termasuk Sesar Muria.

Pasalnya pada pusat gempa di Kabupaten Tuban, tepatnya dekat Pulau Bawean, terdapat sesar tua Pulau Jawa yang dapat menjadi pemicu gempa tektonik dangkal.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG, Dr Daryono mengungkapkan, pembangkit Gempa Bawean Magnitudo 5,9 & Magnitudo 6,5 pada 22 Maret 2024 diduga Sesar Muria (Laut) menurut Peter Lunt (2019).

"Wilayah Pulau Bawean dan sekitarnya berada pada zona suture yang mengindikasikan jejak keberadaan sesar-sesar utama yang berusia tua," kata Daryono, dikutip radarkuningan.com, Sabtu, 23 Maret 2024.

BACA JUGA:Mitos Kucing Pembawa Sial Berdasarkan Serat Ngalamating Kucing dan Budaya Jawa, Simak 5 Ciri Ini

BACA JUGA:Yuk Simak 2 Cara Mengolah Ikan Air Tawar untuk Dijadikan Resep Makanan Kucing

Gempa Bawean, kata dia, menjadi bukti bahwa jalur sesar di Laut Jawa masih aktif, sekaligus menjadi pengingat agar selalu waspada terhadap keberadaan patahan aktif dasar laut yang jalurnya dekat pulau berpenduduk, karena gempa dapat terjadi dan berulang kapan saja.

Sebagian contoh rangkaian sejarah gempa merusak di Jatim Utara dan estimasi kekuatannya.

Pelajaran yang dapat kita ambil bahwa ancaman gempa tidak hanya berasal dari selatan (subduksi lempeng/megathrust) tetapi juga dari sesar aktif di daratan dan di laut utara Jatim.

Hasil monitoring Gempa Bawean oleh BMKG hingga Sabtu siang pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 167 kali gempa, dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang.

BACA JUGA:Inilah Beberapa Tanaman yang Bisa Dijadikan Obat Herbal untuk Kucing Demam, Harus dengan Konsultasi Dokter

BACA JUGA:Inilah Jenis Kucing yang Dipercaya Membawa Keburukan Jika Dipelihara Menurut Kebudayaan Jawa

Kemarin dalam satu jam mencapai 19 kali gempa, data terkini tunjukkan 1 jam hanya 3 gempa.

Karakter gempa kerak dangkal terjadi di batuan kerak permukaan yang batuannya heterogen. Sehingga canderung rapuh (brittle) mudah patah, berbeda dengan gempa kerak samudra yang batuan homogen-elastik (ductile) miskin gempa susulan bahkan tanpa susulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: