Menjadi Tradisi Idul Fitri! Waaw Ternyata Begini Asal Usul Ketupat di Hari Raya Lebaran

Menjadi Tradisi Idul Fitri! Waaw Ternyata Begini Asal Usul Ketupat di Hari Raya Lebaran

asal usul ketupat hari raya lebaran-radarkuningan.com-istimewa

RADARKUNINGAN.COM- Ketupat menjadi simbol hari kemenangan untuk umat muslim yaitu hari raya idul fitri.

Biasanya di padukan dengan bumbu kacanag atau opor ayam ditambah dengan keriuk kerupuk yang menggugah selera dan cocok dimakan bersama keluarga tersayang.

Namun, apakah anda tahu bagaimana asal usul ketupat ini yang akhirnya menjadi tradisi dan buadaya setiap tahunnya?

Yuk langsung kita simak berikut sejarah dan asal usul ketupat di hari raya idul fitri.

BACA JUGA:Ternyata Begini Cara Adopsi Kucing Liar Untuk Dijadikan Kucing Peliharaan Yang Penurut Dan Sehat

Asal Usul Ketupat Menjadi Tradisi Idul Fitri

Sejarah ketupat pertama kalinya diperkenalkan di Indonesia saat Islam masuk ke tanah Jawa sejak abad ke-15 pada masa pemerintahan Kerajaan Demak. 

Sunan Kalijaga adalah seseorang yang memperkenalkan makanan ketupat kepada masyarakat dalam rangka berdakwah menyebarkan agama Islam ke Tanah Jawa.

Dalam sejarahnya Ketupat dikembangkan oleh Sunan Kalijaga. Keduanya memiliki kaitan yang erat dengan ketupat. 

Selama Bakda Kupat, hampir setiap rumah terlihat ramai dan orang-orang menganyam daun kelapa menjadi ketupat. Lalu, dimasak dan dibagikan kepada tetangga, keluarga, serta saudara sebagai simbol kebersamaan.

Nah dalam penyebaran dakwahnya, Sunan Kalijaga menggunakan ketupat dengan filosofi dan makna yang dalam. Ketupat diambil dari bahasa Jawa yang artinya ‘Ku’ (ngaku) yang berarti mengakui dan ‘Pat’ (lepat) yang berarti kesalahan, sehingga ketupat adalah ngaku lepat atau mengaku bersalah.

BACA JUGA:Inilah 5 Alasan Kucing Kabur dari Rumah, Nomor 5 Bisa jadi Tanda Kucing Akan Mati

Ketupat juga diartikan sebagai laku papat yang terdiri dari empat aksi. Keempatnya yaitu lebaran (pintu maaf dibuka lebar-lebar), luberan (berlimpah), leburan (saling memaafkan), dan laburan (bebas dari dosa-dosa).

Menginat pembuatan ketupat bahwa harus dianyam dengan rumit juga memiliki makna. Kerumitan anyaman menggambarkan keragaman masyarakat Jawa yang harus dilekatkan dengan silahturahmi, sedangkan beras dimaknai nafsu duniawi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: