Sejarah Angklung Kuningan, Kisah Kucit Buronan Belanda, Rumah Jadi Saksi Lahirnya Angklung Modern (Bagian 2)
Yeni dan Kusnan menunjukkan foto Kucit atau Kuwu Citangtu yang berperan dalam perubahan angklung diatonis di Kabupaten Kuningan.-Andre Mahardika-radarkuningan.com
Awal mula KuCit ditangkap Belanda atas informasi mata-mata yang merupakan warga setempat.
Setelah Belanda menangkap KuCit, ia ditawan selama 11 hari yang nantinya akan dieksekusi.
Ketika hari eksekusi tiba KuCit rencananya dipindahkan ke tempat lain menggunakan mobil.
Namun, belum lama tiba dilokasi penjemputan, mobil Belanda pengangkut tawanan mendadak mogok.
Waktu itu, tidak ada yang mampu memperbaiki. Mereka juga tidak mengerti kenapa mobil yang ditumpangi mogok.
Lantaran sibuk dengan perbaikan mobil tersebut di tengah jalan, Kucit dengan cerdik mampu melarikan diri dan berlindung ke tempat yang aman.
“Jadi orang-orang Belanda juga bingung dan Pak Kucit akhirnya bisa kabur dari tahanan itu,” kata Yeni, mengisahkan cerita itu.
Bila merujuk pada pertemuan Kucit dan Daeng Soetigna, diperkirakan hal tersebut terjadi pada tahun 1931.
Daeng Soetigna sampai dengan saat ini, dikenal sebagai pencipta angklung diatonis. Proses perubahan tersebut terjadi di rumah Kucit.
Sosok Daeng Soetigna adalah anak dari bangsawan Sunda yang lahir di Kabupaten Garut pada 13 Mei 1908. Karirnya bisa dibilang dihabiskan sebagai seorang guru.
Kakak beradik Kusnan dan Yeni di rumah Kuwu Citangtu atau Kucit yang memiliki kaitan sejarah dengan angklung di Kabupaten Kuningan.-Andre Mahardika-radarkuningan.com
Tahun 1928, mengawali karir di Schakeschool Kabupaten Cianjur. Lalu di tahun 1931 menjadi guru di HIS Kabupaten Kuningan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: