Blijvers, Salah Satu Kunci dari Perburuan Atlet Naturalisasi Indonesia, Simak Penjelasannya!

Blijvers, Salah Satu Kunci dari Perburuan Atlet Naturalisasi Indonesia, Simak Penjelasannya!

Perbedaan perlakuan dan kebijakan ini adalah ciri khas pemerintah kolonial.--Zquero - Tangkapan Layar

RADARKUNINGAN - Proses naturalisasi sekarang ini, dilakukan kepada atlet yang memiliki darah keturunan Indonesia. Namun ada istilah Blijvers, salah satu kunci dari perburuan atlet berbakat dari luar negeri untuk bisa memperkuat tanah pertiwi.

Tidak semua pemain Skuad Garuda, merupakan atlet yang melalui proses naturalisasi dengan keturunan darah Indonesia langsung.

Fakta ini jadi menarik mengingat Indonesia adalah negara yang menggunakan asas ius sanguinis untuk menentukan kewarganegaraan. Artinya, hanya orang-orang dengan garis keturunan Indonesia yang bisa mendapat status kewarganegaraan.

Beda halnya dengan negara-negara berbasis imigran seperti Amerika Serikat dan Australia yang menggunakan asas ius soli (hak kewarganegaraan berdasar tempat kelahiran).

BACA JUGA:Terbongkar! Alasan Thom Haye Pakai Sepatu Putih Saat Lawan Arab Saudi

Lantas, bagaimana bisa Nathan Tjoe-A-On dan Maarten Paes bisa membela timnas sepakbola Indonesia? Jawabannya ada pada istilah blijvers yang eksis dalam garis silsilah keluarga keduanya. Berikut ini penjelasannya.

Merujuk tulisan Upik Djalins dalam Journal of Southeast Asian Studies berjudul 'Becoming Indonesian Citizens: Subjects, Citizens, and Land Ownership in the Netherlands Indies, 1930-37', menurut Konstitusi 1854 buatan pemerintah kolonial, regulasi kewarganegaraan Hindia Belanda dibagi dua berdasar genealogi (garis keturunan).

Pertama, orang Eropa dan yang punya hak untuk berkedudukan sama dengan orang Eropa, seperti orang berdarah campuran Eropa langsung dari pihak ayah.

Kedua, orang pribumi dan yang setara dengan pribumi adalah imigran China dan Arab serta keturunan mereka.

BACA JUGA:Cetak Sejarah di WorldSSP300 Magny-Cours, Aldi Satya Mahendra Juga Pimpin Klasemen Sementara

Pengelompokan ini dilakukan untuk membantu pemerintah kolonial saat itu membuat kebijakan yang spesifik untuk tiap kelompok populasi.

Perbedaan perlakuan dan kebijakan ini adalah ciri khas pemerintah kolonial.

Dalam kasus Hindia Belanda, orang-orang Eropa bisa dapat akses sekolah dengan kualitas terbaik dan jaminan sosial.

Masih merujuk sumber yang sama, dalam praktiknya, orang-orang Eropa ternyata terbagi lagi dalam beberapa subgrup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarkuningan.com